Libur Akhir Tahun Diprediksi Picu Inflasi

Libur Akhir Tahun Diprediksi Picu Inflasi

CIREBON Long weekend akhir tahun diprediksi bakal memicu inflasi Kota Cirebon. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, Imron Budianto mengatakan, setiap bulannya pemicu terjadi inflasi berbeda-beda. Mayoritas dikarenakan pola konsumsi masyarakat dan peningkatan harga. “Dari rilis kita di November, penyumbang inflasi terbesar komoditas pertanian. Untuk akhir tahun ini lain lagi,” ujar Imron, kepada Radar Cirebon. Dalam rilis laju inflasi November 2017, inflasi Kota Cirebon sebesar 0,25 persen. Kondisi ini terjadi karena adanya peningkatan harga. Indikasi ini terlihat dari peningkatan indeks beberapa kelompok pengeluaran. Pada November, Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,73. “Dari tujuh kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tercatat semua kota mengalami inflasi,” kata Imron. Data yang dirilis BPS ini sejalan dengan pantauan Radar di sejumlah pasar tradisional. Perubahan harga didominasi curah jujan tinggi. Pada komoditas cabai, perubahan harga hampir 100 persen. Cabai merah khususnya, memang rentan dengan kelembapan tinggi karena cepat busuk. Imron melanjutkan, di penghujun tahun ini turut momentum libur natal dan tahun baru diprediksi beberapa komoditi seperti beras dan telur bakal menjadi penyumbang inflasi. Melihat hal ini BPS meminta pemerintah lebih aktif untuk melakukan inspeksi harga barang pokok ke beberapa pasar tradisional untuk melakukan pengendalian inflasi. Sayangnya, gerakan yang dilakukan Satgas Pengendalian Pangan sepertinya sulit diharapkan. Mendekati Natal dan Tahun Baru, harga telur ayam negeri mendadak naik. Pantauan Radar di Pasar Kanoman, kenaikan ini mulai terjadi setelah muludan. Sejak periode itu, perubahan harga sudah empat kali terjadi. “Memang musimnya gitu. Kalau mau Natal, Tahun Baru, pasti harga telur naik,” ujar Aliya (40), salah seorang pedagang sembako. Dalam periode normal, telur ayam negeri dibanderol Rp 19 ribu/kg, kemudian naik menjadi Rp 22 ribu/kg, lalu naik lagi menjadi Rp 24 ribu/kg. Terakhir naik menjadi Rp 25 ribu/kg. Kenaikan telur menjelang Natal dan Tahun Baru juga dirasakan pedagang pada tahun lalu. Para pedagang di Pasar Kanoman menduga, kenaikan harga ini dikarenakan banyaknya permintaan. Menjelang Natal, biasanya melonjak hingga 3-5 kali kebutuhan normal. Sebelumnya, Walikota Cirebon, Nasrudin Azis juga mewanti-wanti , Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) untuk selalu mengawasi pergerakan harga kebutuhan pokok. Dia juga menyarankan para pedagang untuk tidak melakukan penimbunan untuk mencari untung serta menjamin komoditas yang dijual di pasar tradisional aman dikonsumsi. Monitoring ini diharapkan dilakukan untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok. Menjelang natal dan tahun baru, biasanya harga sejumlah komoditas pasar mengalami kenaikan. \"Jangan sampai harganya melonjak signifikan,\" katanya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: