Maksimalkan ATCS untuk Pengaturan Lalin

Maksimalkan ATCS untuk Pengaturan Lalin

KOTA Cirebon memiliki fasilitas pengaturan lalu lintas yang memadai. Namanya, Area Traffic Control System (ATCS). Sistem ini didukung dengan keberadaan CCTV di sejumlah persimpangan. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon mengklaim, ATCS bisa digunakan untuk merespons situtasi lalu lintas secara cepat. Sebab, arus lalu lintas, kepadatan kendaraan dan sebagainya, bisa terpantau melalui layar di ruang kontrol. Pengamat Transportasi, Ade Danu meminta dishub memaksimalkan perangkat ini untuk pengaturan lalu lintas yang lebih akurat. “Kalau benar-benar difungsikan, ATCS dapat memberikan data traffic yang up to date dan mampu menganalisanya,” kata Ade, kepada Radar. Menurut dia, penggunaan data ATCS ini bisa lebih efektif ketimbang pemberlakuan satu arah. Sebab, setiap bentuk rekayasa lalu lintas harus didasari data lapangan yang akurat. Kalaupun menerapkan kebijakan one way di Jl Cipto Mk, konsultan kesematan transportasi ini berharap rakayasa ini didasari data dan analisa tersebut. Bukan dengan persepsi tertentu yang pada akhirnya menyebabkan masalah baru. “Kalau datanya tepat, keputusannya juga akan tepat untuk mengurai kepadatan arus lalin,” tuturnya. Diungkapkan dia, banyak hal yang harus dilakukan dalam pengaturan arus lalin di Kota Cirebon, karena dinamika lalu lintas sudah begitu cepat berubah. Dia mencontohkan Jl Kanggraksan sebagai salah satu pintu masuk Kota Cirebon. Jalur itu harusnya dibenahi karena pintu masuknya warga atau wisatawan. Justru ruas jalan ini paling tidak tertib. Mulai dari trotoarnya, bahu jalan hingga pengaturan lalu lintasnya. “Pengunjung datang disambut dengan kemacetan, kesemerawutan. Perlu rekayasa lalin dan penataan yang mendesak. Apalagi Jl Karanggetas ini jalurnya walikota dari rumah dinas menuju balaikota. Ya semoga ada pembenahan menyeluruh, tidak hanya di Cipto,” terangnya. Sementara itu, Ketua Forum Transportasi Kota Cirebon, Prof DR Adang Jumhur meragukan efektivitas pemberlakuan satu arah tanpa diikuti rekayasa lalu lintas di ruas jalan sekitarnya. Dia mencontohkan hasil uji coba yang dilakukan, Selasa (19/12). Dari pantauan di perempatan Gunungsari, justru terjadi bottle neck karena kendaraan dari Jl Pemuda, Jl Sudarsono dan ruas jalan lainnya terpusat menuju kawasan tersebut. Itu belum termasuk kendaraan dari Jl RA Kartini, Jl Tuparev dan Jl Wahidin. Kebanyakan belum mengetahui kalau Jl Cipto Mk verboden untuk mereka. “Sebaiknya satu paket dengan jalan lain. Baru itu akan efektif,” katanya. Adang mengusulkan Jl Kartini dan Jl Siliwangi juga dibuat satu arah. Bahkan pemberlakuan satu arah ini juga harus mencakup Jl Siliwangi-Karanggetas dan Jl Siliwangi ke arah Jl Slamet Riyadi (Krucuk). Selengkapnya lihat grafis Dengan pemberlakuan satu arah di ruas jalan sekitarnya, diharapkan arus lalu lintas lebih lancar. Kemudian Simpang Empat Gunungsari tidak terjadi bottle neck. “Saya kira ini harus dibahas bersama, masih ada waktu,” katanya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: