Pegiat Seni dan Pengelola Paralayang Aksi Galang Dana untuk Ayu Wandira

Pegiat Seni dan Pengelola Paralayang Aksi Galang Dana untuk Ayu Wandira

MAJALENGKA - Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Majalengka Art\'s Culture (Macul) bersama pihak pengelola paralayang dan Disparbud Majalengka melakukan penggalangan dana peduli Ayu Wandira, penderita omfalokel asal Kecamatan Lemahsugih di kawasan Paralayang Gunung Panten Majalengka, Sabtu (30/12). Koordinator Macul, Kiki Bintang Rahadian menyebutkan sebanyak lima orang bersama pengelola Paralayang melakukan aksi galang dana untuk diberikan kepada Ayu Wandira, yang kini sedang dirawat di RSUD Majalengka. Meskipun cuaca kurang bersahabat, dana yang terkumpul mencapai Rp 1,2 juta. Aksi penggalangan dana akan dilakukan hingga Selasa (2/1) yang hasilnya akan diserahkan langsung kepada orang tuanya. Seperti diberitakan Radar Majalengka, Ayu lahir pada Jumat (22/12) malam dengan kondisi mengenaskan. Bagian perutnya tidak tertutup kulit sehingga bagian dalam perut nyaris kelihatan dan sebagian menonjol keluar. Penuturan sang ibu, Elin Suhartini (27), dirinya tidak merasakan gejala apapun sebelum melahirkan. Bahkan proses persalinan berlangsung cepat di Puskesmas Margajaya dengan berat 3,3 kg. “Kondisi bayi cukup sehat dan mau menyusui dengan baik, dan buang air besar dan kecil juga lancar, tapi saya khawatr melihat kondisi perutnya yang transparan,” tutur Elin. Diakuinya, ketika disarankan untuk dirujuk ke RSHS Bandung, sempat menolak dan memilih pulang paksa karena tidak ada biaya hari. “Kalau biaya rumah sakit sudah ada BPJS, tapi karena bingung dengan biaya akomodasi sehari- hari, makanya memilih pulang paksa,” ujar ibu 27 tahun ini. Senada ayah Ayu, Dede Alwi Al Hadad mengungkapkan dirinya yang berprofesi sebagai pedagang siomay di Cikarang  cukup khawatir dengan putri keempatnya tersebut. Dia berharap putrinya itu segera dioperasi dan bisa sembuh. Dia pun berterima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung kondisi bayinya tersebut. Putra pertamanya telah meninggal dunia dan kini tinggal 3 anak dengan kondisi yang terakhir mengalami kelainan. “Kami masih memiliki harapan putri kami bisa sembuh dan normal seperti kebanyakan bayi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Non Medis RSUD Majalengka, Hj Erni Harleni MARS menjelaskan bayi mengalami Omfalokel akibat kelainan bawaan. Pada perut ada beberapa lapisan seperti kulit, fasia dan otot. “Dan fasia merupakan bagian yang kencang di bagian perut dan yang menimpa Ayu ada bagian yang bolong sehingga perlu ditutup untuk melindungi usus dan bagian dalam di perut,” ujarnya kepada wartawan koran ini. Bila tidak segera ditangani dengan menutup bagian yang bolong tersebut, maka dikhawatirkan membuat usus terjepit dan bisa mengakibatkan kematian. “Kami harus konsul dengan dokter anak dan dokter bedah untuk perawatan bayi ini apakah bisa di RSUD Majalengka atau harus dirujuk,” lanjutnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: