Tiga Pasangan Calon Bersaing Meraih Simpati

Tiga Pasangan Calon Bersaing Meraih Simpati

MAJALENGKA–Tiga pasangan calon yang sudah resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Majalengka di KPU Majalengka memiliki kans menang. Pemerhati politik Ibnu Abdurahman menerangkan, ketiga paslon berpotensi memiliki kans untuk duduk di kursi Pendopo Majalengka. Dilihat dari popularitas masing-masing paslon cukup bagus dan dikenal kalangan pejabat, pengusaha hingga masyarakat. Seperti pasangan pertama yang mendaftar ke KPU yakni Karno (Karna-Tarsono). Semua mengetahui DR H Karna Sobahi MMPd karena sudah kurang 10 tahun menjadi wakil bupati Majalengka. Adapun Tarsono dari kalangan birokrat hingga politisi dan pengusaha. “Kemudian pasangan Maman Imanulhaq-Jefry Romdonny  dinilai paling aktif di medsos. Keduanya memiliki potensi menang pada Pilkada serentak Juni mendatang. Popularitas Maman cukup baik mengingat politisi PKB ini merupakan salah satu tokoh nasional dan cukup populer di kalangan masyarakat, begitu juga dengan pendampingnya sebagai pemilik pabrik bola,” paparnya. Pasangan terakhir yang mendaftar di detik-detik penutupan, yakni Sopan Santun juga memiliki kans cukup besar. Nama Sanwasi sudah tidak asing lagi terutama bagi kalangan tenaga pendidik, karena pernah menjabat kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) cukup lama. Otomatis suara kalangan pendidik diyakini bakal terbagi dua karena popularitas Karna Sobahi dan Sanwasi imbang. Jangan lupakan pula dengan Drs H M Taufan Ansyar yang merupakan wajah baru dalam politik di kota angin, yang  memiliki tingkat popularitas cukup baik karena seimbang dengan profesinya sebagai pengusaha suku cadang pesawat terbang. Begitu juga dengan kedekatan dengan para birokrat. “Artinya melihat dari tingkat populer ketiga Paslon sudah tidak diragukan lagi. Kuncinya tetap kembali kepada masyarakat yang akan menentukan pilihannya. Banyak cara yang mulai dilakukan timses dari masing-masing bakal calon tersebut,” imbuhnya. Akan tetapi ketiganya juga dinilai masih lemah terutama di kalangan masyarakat tingkat bawah. Pasalnya notabene masyarakat kalangan bawah tidak terlalu terkesan dengan momentum Pilkada baik tingkat kabupaten dan provinsi. Antusias masyarakat itu lebih kepada pemilihan kepala desa yang merupakan asli pribumi dan lebih menyentuh dengan warga. Kuncinya bagaimana timses masing-masing mesin partai mampu memberikan pembeda saat tahapan kampanye, hingga sosialisasi yang benar-benar menyentuh langsung kepada masyarakat kalangan bawah. “Kita lihat saja siapa yang akan duduk di kursi orang nomor satu dan dua di kota angin. Karena semuanya memiliki kans menang,” ulasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: