Beri Sanksi Dokter Telat
Jangan Nomorduakan Pelayanan di RSUD GJ KEJAKSAN - Seluruh dokter, termasuk dokter spesialis yang mengabdikan diri di RSUD Gunung Jati (GJ) harus bekerja maksimal. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi C DPRD, Andi Riyanto Lie SE kepada Radar, Jumat (28/12). Andi menuntut Direktur RSUD Gunung Jati, Drg H Heru Purwanto MARS, bersikap tegas kepada dokter-dokter di bawahnya. Sebab itu sudah menjadi tugas dan kewajiban Direktur RSUD Gunung Jati. Tujuannya agar pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan lancar dan sesuai harapan. “Kalau perlu, dokter-dokter yang terlambat datang itu, diberikan sanksi,” katanya. Politisi Golkar ini berharap, meskipun dokter-dokter itu membuka praktik di tempat lain, bukan berarti menomorduakan tugas pelayanan di RSUD Gunung Jati. Sebab bagaimanapun juga para dokter itu berstatus PNS yang terikat pada peraturan yang berlaku. Di samping itu, Andi juga berharap agar BK Diklat sebagai lembaga yang mengatur kepegawaian dapat mendukung Direktur RSUD Gunung Jati guna bersikap tegas dan berani memberi sanksi. Diakuinya, selama ini hubungan antara stuktural dan fungsional di RSUD Gunung Jati kurang harmonis. Andi mengingatkan jika kekurangharmonisan hubungan stuktural dengan fungsional akan membawa dampak dan merugikan pasien. Ia ingin Drg Heru selaku pimpinan dapat menjembatani semua itu, dan mencari tahu akar permasalahan, kemudian membuat solusi terbaik. Dewan dalam hal ini, lanjut dia, tidak berpihak kepada stuktural maupun fungsional. Karena Andi dan kawan-kawan di Komisi C DPRD hanya berharap agar pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal dan tidak terganggu. Karena itu jika memang dokter-dokter itu tidak disiplin, tetap harus diberikan sanksi agar menjadi peringatan bagi yang lain. Namun, pada sisi lain jika memang ada suatu masalah yang menyebabkan dokter-dokter itu lebih mementingkan praktik di luar RSUD Gunung Jati, pihak RSUD harus dapat menjembatani. Ketua Komisi C DPRD Kota Cirebon, H P Yuliarso BAE membenarkan, jika sejumlah dokter di RSUD Gunung Jati kerap datang terlambat. Hal itu berdasarkan sidaknya yang sering dilakukan tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit. “Ya memang sering begitu. Saya sering sidak bersama Pak Taufik (Taufik Pratidina, Sekretaris Komisi C, red) dan memang begitu keadaannya,” ujarnya. Yuliarso menyebutkan, dalam waktu dekat akan meminta kejelasan dari pihak rumah sakit terkait keberadaan dokter “nakal” ini. “Kita lihat dulu perkembangannya sejauh mana, bila masih tetap begini-begini saja, ya kami akan minta penjelasan,” katanya. Sementara itu, Direktur RSUD Gunung Jati, drg Heru Purwanto MARS meminta maaf apabila pelayanan yang ada selama ini dirasa kurang maksimal. Diakuinya saat ini pihak rumah sakit juga terus melakukan pembenahan. “Ada yang terlambat, tapi tidak bisa digeneralisir secara keseluruhan. Tidak semua dokter yang ada di sini terlambat. Sebagian besar bagus dan tepat waktu. Yang jelas saat ini kami terus melakukan pembenahan,” ujarnya. Data yang berhasil dihimpun Radar di lapangan, beberapa dokter spesialis yang sering datang terlambat adalah dr H Suhendiwijaya SpJP dari poli jantung, dan dr Wizar Syamsuri SpPD dari poli penyakit dalam. (ysf/kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: