PT Java Seafood Berhasil Lakukan Diversifkasi Produk

PT Java Seafood Berhasil Lakukan Diversifkasi Produk

CIREBON - Kelangkaan pasokan bahan baku produksi Surimi (produk olahan hasil perikanan) pasca pelarangan penggunaan alat tangkap cantrang secara penuh di perairan Indonesia, menjadikan para pelaku usaha pengolahan ikan (UPI) harus kreatif menyiasatinya. Di wilayah Stasiun Karantika Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon  terdapat salah stau UPI yang selama ini hanya meemproduksi surimi untuk kebutuhan ekspor. Berkat kreativitas perusahaan akhirnya mampu keluar dari ancaman akibat dari kelangkaan bahan baku tersbeut. Adalah PT Java Seafood (perusahaan penanaman modal asing)  di Indramayu. Perusahaan ini hanya memproduksi surimi beku (frozen surimi) untuk kebutuhan ekspor. Dalam aktivitas produksinya, PT Java Seafood menerima bahan baku berupa ikan demersial kecil yang disuplai dari nelayan tangkap wilayah Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Rembang dan Banyuwangi. Mayoritas nelayan masih menggunakan alat tangkap berupa cantrang. Bahkan tahun 2017 PT Java Seafood  mengalami penurunan jumlah produksi karena pasukan bahan baku sebagai dampak pelarangan alat tangkap cantrang. Mengatasi persoalan tersebut , PT Java Seafood mencoba memproduksi produk lain selain frozen surimi yang potensial, baik ketersediaan bahan baku maupun permintaan pasar. Akhirnya November 2017, PT Jawa Seafood  mulai melakukan diversifkasi produk dnegan menambah jenis produk berupa frozen demersial fish, frozen pelagic fish, frozen fresh water fish, frozen shrimp dan frozen cephalopod. Kepala SKIPM Cirebon, Eko Sulystianto  mengatakan, SKIPM Cirebon terus memberikan dukungan dan saran kepada PT Java Seafood . SKIPM Cirebon berharap kepada PT Java Seafood melakukan penambahan ruang lingkup untuk tetap eksis berproduksi. Marketing PT Java Sea Food, Lita Pratikto mengatakan, untuk sementara vakum produksi Surimi. Lita mengapresiasi BKIPM membantu khususnya dalam proses kelengkapan dokumen ekspor. Surimi memang belum ada jalan keluarnya. Namun demikian sudah ada produk lain seperti cumi, sontong , bahkan saat ini akan produksi menunggu renovasi pabrik. Pihaknya juga mengaprresiasi penerbitan HACCP oleh BKIPM sebagai salah satu syarat untuk bisa ekspor. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: