Dinkes Jabar Bakal Tangani Imunisasi Difteri
TASIKMALAYA–Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat akan melakukan outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi massal kepada warga berusia bayi sampai 19 tahun di 16 daerah di Jawa Barat yang terkena wabah difteri pada awal Februari 2018. Termasuk di Kabupaten Tasikmalaya. Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan ORI di Jawa Barat. Pemberian imunisasi akan dilakukan di 16 daerah termasuk di Kabupaten Tasikmalaya. “Di Jawa Barat ada 16 daerah yang terkena wabah difteri. Yang paling banyak di daerah Bekasi dan Bogor,” ujar Uus kepada Radar saat diwawancara di Kantor Dinkes Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (17/1). Sasarannya, terang dia, adalah bayi sampai usia 19 tahun. Kemungkinan ORI ini akan dilaksanakan di akhir Januari atau awal Februari. Jadi harus secepatnya ditangani KLB difteri ini. Perhitungan pelaksanaan ORI ini, jelas dia, dilakukan secara berkala. Jika dilaksanakan pada Februari, maka bulan Maret harus dilakukan kembali. “Setelah itu ada jeda waktu selama enam bulan. Baru dilakukan lagi ORI,” jelasnya. Menurut Uus, penanganan pasien difteri tidak bisa dilakukan di tingkat puskesmas. Tetap harus ditangani oleh rumah sakit supaya lebih optimal. Uus menambahkan gejala penyakit difteri ini mudah menjangkit orang-orang yang tidak melakukan imunisasi secara lengkap. “Jadi seharusnya dilakukan difteri, pertusis dan tetanus (DPT) polio sebanyak tiga kali. Ada sebagian masyarakat yang hanya satu atau dua kali,” ungkapnya. Sekretaris Dinkes Kabupaten Tasikmalaya dr Faisal Suparyanto mengatakan sudah meng-instruksikan setiap kepala puskesmas untuk mendata warga yang suspect difteri walaupun belum positif untuk dibawa ke rumah sakit. Kemudian melakukan promosi kesehatan dan pemberian obat eritromisin atau obat antibiotik yang bersifat generik kepada masyarakat. (dik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: