50 Gerai Ritel Stop Beroperasi, Transaksi Online Tumbuh 15 Persen

50 Gerai Ritel Stop Beroperasi, Transaksi Online Tumbuh 15 Persen

CIREBON - Pertumbuhan sektor perdagangan elektronik atau e-commerce yang cukup bagus di tahun 2017, menjadikan sektor ini primadona para investor di 2018. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, nilai investasi di sektor e-commerce pada 2017 mencapai lebih dari USD 5 miliar. Hal tersebut menjadikan e-commerce sebagai sektor  ekonomi yang paling strategis saat ini. Country General Manager Shopback Indonesia Indra Yonathan menjelaskan, pertumbuhan e-commerce di Indonesia tidak lepas dari antusiasme masyarakat untuk berbelanja dan berjualan secara online. Infrastruktur yang mendukung gerakan e-commerce pun semakin stabil dan memudahkan masyarakat. “Masyarakat saat ini tidak hanya membeli gadget dan barang fesyen secara online, namun sudah mulai membeli makanan, pulsa, membayar BPJS, serta tiket-tiket online, termasuk tiket pertandingan olahraga, konser dan bioskop,” ujar Yonathan. Pertumbuhan positif e-commerce di Indonesia, membuat perubahan pola belanja masyarakat yang semakin bergeser ke arah elektronik atau online shopping. Tak ayal, sepanjang 2017, beberapa gerai ritel di Indonesia berhenti beroperasi. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi akan ada lebih dari 50 gerai ritel berhenti beroperasi dan mencoba mengubah format bisnis mereka agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perubahan pola perilaku belanja ini juga ditunjukkan dengan volume transaksi e-commerce yang meningkat. Laporan tahunan yang dikeluarkan We Are Social menunjukkan, persentase masyarakat Indonesia yang membeli barang dan jasa secara online dalam kurun waktu sebulan di 2017 mencapai 41 persen dari total populasi. Angka tersebut meningkat 15 persen dibanding tahun 2016 yang hanya 26 persen. Hasil survei ShopBack terhadap lebih dari 1.000 responden di Indonesia, menunjukkan sebanyak 70,2 persen responden mengaku bahwa keberadaan toko online memengaruhi perilaku belanja mereka, di mana mereka lebih sering berbelanja online dibanding berbelanja di toko offline. “Yang menarik lagi, 83,1 persen responden mengaku pernah ke toko offline untuk melihat barang dan kemudian membelinya secara online. Hal ini disebabkan banyak promo diskon yang ditawarkan platfrom e-commerce,” ujar Indra Yonathan. (swn)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: