Tiga Paslon di Kuningan Bakal Perang Terbuka

Tiga Paslon di Kuningan Bakal Perang Terbuka

KUNINGAN-Perjuangan pasangan calon (paslon) H Acep Purnama-Muhammad Ridha Suganda untuk menduduki tampuk kursi bupati dan wakil bupati, diprediksi tidak akan mudah. Acep yang juga incumbent bakal menemui perlawanan sengit dari dua paslon pesaingnya, H Dudy Pamuji-H Udin Kusnaedi serta dr Toto Taufikurhman Kosim-Yosa Octora. Dudy-Udin yang didukung tiga partai politik Golkar, PAN dan Gerindra tentu akan berjuang keras memenangkan pertempuran. Begitu juga dengan pasangan calon Toto-Yosa (Tosa) sudah memanaskan mesin perangnya menuju medan laga. Kondisi ini tak lepas dari perhatian Nurhasan, mantan Sekretaris DPD PAN Kabupaten Kuningan. Dia melihat, ketiga paslon memiliki kans yang sama untuk melaju ke takhta bupati. Namun paslon Acep-Ridha dianggap memiliki kelebihan lantaran Acep menjabat sebagai bupati. “Bukannya mengagulkan namun sebagai bupati, Pak Acep berkesempatan lebih banyak bertemu dengan masyarakat ketimbang paslon lainnya. Itu kondisi riil yang terjadi di lapangan. Dari segi efektivitas sosialisasi ke masyarakat secara langsung, Pak Acep lebih unggul. Tapi itu bukan jaminan Acep-Edo akan memenangkan pertarungan dengan mudah,” urai Nurhasan. Untuk pasangan Dudy-Udin, kata Nurhasan, juga berpeluang untuk menang di pemilihan bupati dan wakil bupati. Sokongan tiga partai dengan jumlah total kursi 19 di parlemen daerah, menjadi yang terbesar dibanding dua paslon lainnya. “Gabungan ketiga partai ini cukup memberi efek dalam perhelatan Pilkada sekarang. Tinggal bagaimana mesin dari tiga partai berjuang all out guna mengantarkan pasangan yang diusungnya meraih kemenangan. Untuk itu, semua infrastruktur partai pengusung harus bersatu dan memperkuat koordinasi di lapangan,” tegas dia. Khusus untuk PAN, Nurhasan mengimbau agar seluruh infrastruktur partai dari mulai ranting, cabang, dan pengurus DPD supaya siap dan solid untuk memenangkan pasangan Dudy-Udin. “Ini tantangan berat dan kerja politik yang harus dijalankan oleh PAN. Saya berpendapat, tahun ini adalah tahun pembuktian bagi jajaran pengurus PAN Kabupaten Kuningan. Yel-yel yang sering dikumandangkan para kader PAN harus bisa dibuktikan dan menjadi parameter pileg yang akan datang,” tandas Nurhasan. Sementara itu, mantan bacabup dari Gerindra, Dani Iskandar SE meyakini jika pertarungan ketiga paslon akan berlangsung sengit. Pemilik slogan Ngadaun Ngora itu juga merasa ada keterwakilan dalam komposisi paslon yang sudah mendaftar ke KPU tersebut. “Jenjang usia ketiga paslon berbeda. Tak ada dominasi faktor usia, malah cenderung mayoritas yang berusia muda. Komposisi ini sangat bagus karena ada keterwakilan generasi. Tentu mereka yang sudah mendaftar ini adalah memiliki kualitas dan kemampuan di atas rata-rata,” sebut dia. Karena itu, sambung Dani, dirinya merasa bangga melihat generasi muda berani tampil di kancah Pilkada. Dia juga tak menyesali gagal melaju ke putaran final Pilkada 2018. “Ibarat di turnamen sepak bola, saya ini gagal di babak penyisihan. Lawan-lawan yang dihadapi tangguh dan memiliki strategi yang luar biasa. Tapi itu pengalaman berharga bagi saya dalam dunia politik di mana sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya. Jujur, saya dan mungkin yang lain juga merasa terwakili dengan munculnya generasi muda sebagai bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati,” tukasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: