Antisipasi Terima Rujukan, Tenaga Medis RSUD ’45 Kuningan Divaksin Difteri

Antisipasi Terima Rujukan, Tenaga Medis RSUD ’45 Kuningan Divaksin Difteri

KUNINGAN-Kabupaten Kuningan termasuk daerah yang tidak akan dilaksanakan outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi difteri serentak karena hingga saat ini tidak ditemukan pasien terpapar penyakit tersebut. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Maulia Ewangga mengungkapkan, di Jawa Barat hanya ada lima daerah yang menjadi prioritas penyelenggaraan ORI yaitu Karawang, Purwakarta, Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi. Daerah tersebut merupakan yang tercatat sebagai daerah yang memiliki jumlah kasus difteri terbanyak di Jawa Barat. \"Alhamdulillah di Kabupaten Kuningan hingga saat ini tidak ditemukan adanya kasus difteri, sehingga tidak termasuk sebagai daerah yang akan dilaksanakan ORI. Mudah-mudahan hingga waktu ke depan Kuningan terbebas dari difteri,\" ujar Awang. Atas kondisi tersebut, kata Awang, tidak menjadikan pihaknya lengah dan tetap waspada terhadap setiap kemungkinan mewabahnya kasus difteri di Kabupaten Kuningan. Apalagi mengingat banyak warga Kuningan yang bekerja di perantauan dan rawan terjangkit penyakit mematikan tersebut. \"Terlebih kebiasaan masyarakat perantau pada umumnya, ketika sakit di perantauan mereka akan pulang kampung. Ini harus diwaspadai, jikalau ternyata terpapar penyakit difteri kemudian pulang ke Kuningan bisa repot kita,\" ungkap Awang. Namun demikian, lanjut Awang, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, telah melakukan antisipasi dengan melakukan pemberian vaksin difteri kepada para tenaga medis di RSUD \'45 Kuningan sebagai rumah sakit rujukan tingkat pertama di Kabupaten Kuningan. Upaya tersebut, kata Awang, dilakukan untuk memberikan rasa tenang dan aman bagi para tenaga medis tersebut jika ada pasien penderita difteri yang masuk dan harus memberikan penangangan medis. \"Karena kita tidak tahu apakah orang dewasa, termasuk para tenaga medis di RSUD \'45 Kuningan semasa kecil telah mendapatkan imunisasi lengkap termasuk difteri atau belum. Sehingga untuk meyakinkannya, maka para tenaga medis di RSUD \'45 sebagai rumah sakit top rujukan harus terlebih dahulu kebal terhadap penyakit difteri ini,\" ujar Awang. Namun demikian, Awang mengimbau kepada masyarakat untuk selalu memberikan imuniasi lengkap untuk buah hatinya sejak saat baru lahir. Cara tersebut, kata Awang, merupakan langah paling tepat untuk menghindarkan dari berbagai penyakit mematikan seperti difteri. Awang menerangkan, difteri adalah penyakit yang menyerang faring, laring atau tonsil disebabkan kuman corynebacterium diptheriae. Penderita biasanya mengalami gejala seperti demam lebih dari 38 derajat celcius, munculnya pseudomembran di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan dan tak mudah lepas serta mudah berdarah. Gejala lainnya, sakit waktu menelan, serta leher membengkak seperti leher sapi (bullneck,) akibat pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Selain itu terjadi pula sesak napas disertai suara mendengkur. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: