Warga Cirebon Saksikan Super Blue Blood Moon, Sempat Terhalang Awan

Warga Cirebon Saksikan Super Blue Blood Moon, Sempat Terhalang Awan

CIREBON- Gerhana bulan total tadi malam menjadi perhatian warga Cirebon. Jelang magrib, warga sudah menyemut di Alun-Alun Kejaksan guna menyaksikan peristiwa langka itu. Hanya saja, puncak super blue blood moon yang terjadi sekitar pukul 20.30 WIB itu sempat terhalang awan. Jo Alman, dari komunitas Cirebon Astronomy Club sempat mengamati gerhana bulan dengan teleskop   buatannya sendiri yang dirancang dari bahan sederhana menggunakan lensa dan material dari kaca mesin fotokopi dan paralon. Dengan teleskop itu, gerhana bulan Nampak lebih jelas terlihat. “Tadi sempat terhalang awan saat puncak. Puncak gerhana sekitar 20 menit,\" ucapnya kepada Radar Cirebon. Dia bersama rekan-rekannya menyediakan beberapa teleskop untuk menerawang gerhana bulan bagi warga yang ingin melihat gerhana di Alun-Alun Kejaksan. Radar Cirebon sempat mencoba melihat bulan dalam   posisi sabit setelah puncak gerhana. \"Tadi yang   kemerah-merahannya sempat terlihat, meski sedikit terhalang awan. Kalau terhalang kita tetap tidak bisa melihat meski pakai teleskop,\" tukasnya. Pantauan koran ini, sejumlah anggota komunitas fotografi pun turut mengabadikan moment itu dengan kamera. ”Bulannya tadi malu-malu, tapi sekitar jam 9 malam terlihat jelas,” ujar Dina, salah satu anggota Komunitas Fotografi KLISE Unswagati Cirebon kepada Radar. Warga lainnya, Eza (27), mengaku sengaja keluar rumah untuk menyaksikan super blue blood moon. Bahkan dirinya sudah sejak sore hari menunggu momen ini. \"Sayang kalau dilewatkan, apalagi sepengetahuan saya moment seperti ini hanya terjadi 152 tahun sekali,\" ujarnya. Walaupun penampakan gerhana total tersebut masih tertutup awan sejak sore, namun masyarakat tetap antusias menunggu dengan harapan dapat menyaksikan momen tersebut berakhir. “Sore masih tertutup awan, terus jam 7 malam muncul blood moon, lalu tertutup awan lagi. Dan mulai muncul lagi sekitar jam 9 malam supermoon,” katanya. Tak hanya orang dewasa, momen ini pun menarik perhatian anak-anak. Bahkan, moment ini pun dimanfaatkan sejumlah penjual jasa sewa permainan untuk anak-anak. Seperti para santri Rumah Tahfidz Quran (RTQ) At Taqwa. Dalam momen gerhana bulan total tadi malam, para santri ikut mengamati fenomena alam yang terbilang langka tersebut. Pengamatan yang dilaksanakan di kompleks Masid Raya At Taqwa itu dilakukan usai magrib. Ketua RTQ At Taqwa, H May Dedu Lc ME Sy mengatakan para santri diajarkan cara mengamati benda langit dengan teropong maupun tanpa alat bantu untuk melihat proses terjadinya gerhana. Sebelumnya mereka belajar tentang ilmu perbintangan dalam fikih ilmu falaki, yaitu ilmu yang mengajarkan tentang peredaran matahari, bulan, dan benda-benda langit lainnya. \"Usai diajarkan secara teori kemudian kita praktik ke lapangan untuk mengamati gerhana bulan secara langsung,\" tuturnya. Kegiatan pengamatan gerhana bulan tersebut  dilakukaan setelah para santri menunaikan salat sunat gerhana, sambil takbir, istigfar dan mengajarkan untuk memperbanyak sedekah sebagaimana tuntunan Rasul. “Ketika gerhana kita dianjurkaan untuk salat, membaca takbir, bersedekah dan memperbanyak istigfar,\" ungkapnya. Lanjutnya, kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman serta menambah wawasan santri tentang kehidupan luar angkasa, mencocokan ilmu falak yang teoritis dengan prkatik langsung, serta merenungkan tentang keajaiban alam dan kekuasaan Allah SWT. Tak lupa pihaknya berharap dengan mengamati benda langit (bulan) khususnya pada saat gerhana memberikan kesan akan hebat dan besarnya kekuasaan Allah SWT. (jml/mik/apr)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: