Bupati Kuningan Soroti Limbah Ternak Sapi

Bupati Kuningan Soroti Limbah Ternak Sapi

KUNINGAN – Bupati Acep Purnama menengahi persoalan limbah dari peternakan sapi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur yang menimbulkan dampak ke warga Kelurahan Winduherang, Kecamatan Kuningan. Hasilnya, Bupati Acep memberikan solusi untuk mencari titik tengah agar persoalan limbah tersebut dapat segera diselesaikan. Persoalan limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi itu pun dibahas bersama warga dua kelurahan serta dihadiri langsung bupati. Selain itu, bupati didampingi staf ahli bupati dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Amirudin. Pertemuan untuk musyawarah yang melibatkan dua kelurahan tersebut membuahkan hasil. Selama berlangsungnya pertemuan, bupati terus memberikan arahan dalam penyelesaiannya. “Alhamdulillah kita bisa duduk satu meja, satu ruangan untuk membahas terkait dengan mencari solusi pemecahan masalah yang kita hadapi. Apapun yang terjadi saat ini, kami yakin bukan faktor kesengajaan dari para peternak. Namun karena situasi dan dan kondisi,” kata Bupati Acep di hadapan puluhan warga masyarakat, Sabtu (3/2) malam. Menurut bupati, permasalahan tentang limbah ini bukan berarti dibiarkan, melainkan harus diselesaikan dengan cara duduk bersama mencari solusi terbaik. Hal ini bertujuan supaya tidak terjadi lagi. Apalagi, semakin parah karena jumlah sapi semakin bertambah. “Adapun solusinya, di antaranya untuk sementara mulai besok (hari ini, red), kotoran sapi dimasukkan ke karung dari kandang-kandang agar disimpan dulu. Ini solusi yang paling cepat, selanjutnya nanti disiapkan mobil. Sambil jalan akan disediakan tanah untuk penampungan sementara,” saran bupati. Apabila lahan sudah ada, bupati mengimbau agar para peternak memiliki kesadaran diri untuk dimasukkan ke karung. Tentunya, dengan karung dari peternak. “Intinya saya meminta komitmen dari masyarakat peternak, untuk mulai besok limbah kotoran sapi dimasukkan ke karung. Sebab, dari jumlah sapi yang ada limbah tersebut diperkirakan menghasilkan sekitar 10-15 ton sehari. Untuk penanganan dibutuhkan lahan sementara sekitar 1 hingga 2 hektare. Mudah-mudahan dari limbah ini dapat juga diolah untuk menjadi sesuatu yang bernilai guna. Baik itu untuk pupuk, bio gas dan lainnya. Kita prioritaskan supaya tidak lagi membuang limbah sapi ke sungai yang berdampak pada Kelurahan Winduherang dan sekitarnya,” bebernya. Pihaknya juga menawarkan untuk merelokasi sapi yang nantinya ditempatkan di satu tempat, dengan disiapkan kandang dan lainnya. Adapun pihak pemerintah akan bekerjasama dengan investor. “Namun untuk hal ini, silahkan untuk dipikirkan kembali sekaligus sebagai bahan evaluasi kita bersama,” pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: