Sawah Gagal Panen karena Burung, Tak Masuk Asuransi Usaha Tani Padi

Sawah Gagal Panen karena Burung, Tak Masuk Asuransi Usaha Tani Padi

INDRAMAYU–Petani di Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan lagi gundah gulana. Sebabnya, tanaman padi mereka diserang hama burung di saat menjelang musim panen. Serangan hama burung ini dinilai sangat meresahkan. Tak hanya menurunkan produksi akibat bulir-bulir padi berkurang, tapi juga membuat petani terancam gagal panen. Untuk mengatasinya, para petani setempat berupaya dengan beragam cara. Ada yang memasang jebakan berupa patung kayu atau dikenal dengan sebutan orang-orangan sawah. Ada pula yang memasang jaring dan tali rafia yang dikaitkan dengan kayu di setiap ujung sawah untuk mengusir ribuan ekor burung itu. Sejumlah petani lainnya tak kehilangan akal untuk mengusir hama burung. Yakni dengan meniup terompet. Suara keras membuat ratusan burung warna cokelat itu kabur beterbangan. Alhasil, setiap hari areal persawahan di Blok Bunut itu ramai suara terompet bersahutan. “Tapi tidak cukup efektif,” kata Ketua BPP Anjatan Khasan SP kepada Radar. Karena itu atas aspirasi para petani, pihaknya meminta gagal panen akibat serangan hama burung ini bisa diklaim melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pasalnya, burung kini sudah menjadi hama padi. Kerusakan paling parah akibat hama burung yaitu gagal panen. Burung biasa menyerang tanaman padi secara koloni atau berkelompok. Apabila satu burung memakan 10 gram bulir padi sehari dan koloni burung berjumlah 10.000 ekor maka dalam sehari kehilangan hasil tanaman padi bisa mencapai 100.000 gram atau 1 kuintal. Itu kehilangan akibat dari dimakan, kehilangan hasil juga bisa terjadi dari kerusakan tanaman yang rebah dan bulir padi rontok akibat dihinggapi hama burung. Jadi jika tidak dikendalikan dengan mengusir dan menghalau, 1 hektare padi bisa dihabiskan hama burung dalam beberapa hari. Kerugian secara ekonomi yaitu meningkatnya biaya produksi karena adanya penambahan tenaga kerja untuk mengusir burung yang menyerang pertanaman padi. “Jadi petani berharap program asuransi bisa membantu mereka jika terjadi gagal panen yang disebabkan oleh hama burung yang selama ini tidak masuk kategori,” jelasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: