Laundry Spesial, Gratis untuk Peralatan Salat

Laundry Spesial, Gratis untuk Peralatan Salat

Ketika banyak bisnis menjamur bersaing harga dan saling menjatuhkan untuk mendapatkan keuntungan, tidak bagi pasutri yang satu ini. Membuka bisnis laundry yang banyak berdiri. Bukannya mencari untung, malah menggratiskan. Eits, bukan sembarang gratis, karena hanya mukena, sarung dan sajadah yang dapat perlakuan istimewa. Ingin tahu jelasnya?  NOVRILA MAYANG PANGESTI,Cirebon DARI arah Jl Moh toha menuju Jl Diponegoro Kota Cirebon, sekilas ada plang di pinggir jalan yang cukup membuat orang melirik dan mampir sebentar. Di sana ditulis besar-besar, ”Laundry, Gratis: Mukena, Sarung, Sajadda”. Jelas-jelas di sana ditulis gratis. Laundry gratis peralatan salat ini sudah menjadi tagline yang diusung hampir satu tahun usaha yang dijalankan pasutri Irfan Yanuar dan Muniro. Bil Laundry namanya. Kata gratis di sana, bukan hanya daya tarik. Namun benar-benar dilakukan dan diilhami dalam diri Irfan dan Muniro. Bagaimana membangun bisnis dengan sentuhan hati nurani. Diakui Irfan, bisnis mendirikan laundry sendiri mulanya berawal dari pengalaman sang istri yang kala itu berkuliah di Jakarta. Sebagai anak kampus, kegiatan cuci mencuci pun kerap dilakukan. Berpikir bagaimana lelahnya mencuci, memanfaatkan jasa laundry pakaian cukup memudahkan aktivitas. Dari sanalah awal mula tekad Irfan dan Muniro membangun usaha Bil Laundry. Meski hanya kecil-kecilan, diakuinya bisnis laundry ini bukan hanya sekadar bisnis. Ada nilai ibadah di dalamnya. Yang coba digerakkan secara pribadi dari Irfan dan sang istri Muniro. \"Idenya muncul spontan,” ujar Irfan, kepada Radar Cirebon. Terpikir untuk membuat laundry dengan tagline gratis cuci mukena, sarung dan sajadah itu semata-mata diakuinya sebagai salah satu cara untuk bersedekah. Ditanya keuntungan, Irfan dan istri mengaku tidak begitu mendetail. “Saya serahkan pada Yang di Atas,” tandasnya. Dihitung dengan cara manusia, Irfan yakin apa yang dilakukannya tidak akan memenuhi unsur bisnis. Namun diakui Irfan, selama hampir satu tahun lebih membangun usaha laundry gratis itu, sampai detik ini belum pernah kekurangan modal atau tombok seperti yang dikhawatirkan orang-orang. \"Saya juga heran, tapi memang selalu ada jalannya. Ada aja rezekinya. Padahal kalau dihitung pakai logika manusia biasa kaya kita ini kan sulit ya. Tapi jujur, sampai sekarang saya tidak pernah nombok. Malah lebih. Bisa bayar pegawai dan kebutuhan lainnya,\" terangnya. Buka mulai pukul 07.00-16.00 WIB setiap hari, Irfan mengaku seringkali kedatangan instansi dan sekolah-sekolah di Cirebon. Bahkan tidak sedikit juga yang berlangganan untuk mencucikan peralatan salatnya di tempatnya. Menurut Irfan, esensi dari gratis ini memang bukan tanpa arti. Dari peralatan salat yang bersih, wangi setelah di-laundry itu nantinya akan berpengaruh pada kenyamanan pemakainya. Ketika instansi maupun sekolah atau bahkan masjid dan musala yang mencucikannya gratis, otomatis akan sesering mungkin laundry peralatan salatnya di tempatnya itu. Dari sana akan berpengaruh pada nyamannya orang ketika beribadah. Dan itu yang coba dipahami Irfam dan Muniro. \"Rata-rata ketika salat di masjid umum, yang jadi permasalahnnya ini kan peralatan salatnya. Bersih atau tidak. Kalau bersih wangi seperti ini kan, yang mau salat pun jadi semangat,\" jelasnya. Mulai dari instansi kota maupun kabupaten diakuinya jadi pelanggannya. Bahkan Irfan tak segan untuk mengantarkan langsung tanpa fee tambahan alias gratis antar jemput. \"Kemarin ada juga yang dari Bondet di Celancang sana, minta diantar jemput. Di sini kebetulan antar jemput pun gratis. Biar lebih memudahkan pelanggan aja,” ucap dia. Ketika ditanya harapannya, Irfan dan Muniro justru berharap akan semakin banyak bisnis serupa; yang mementingkan ibadah sembari berbisnis. Apalagi sampai bersaing tidak sehat. Menurut Irfan, rezeki masing-masing pribadi sudah diatur Yang Maha Kuasa. Sebagai hambanya, hanya bisa berusaha dan memainkan perannya dengan baik. \"Harapan saya sih pengennya banyak yang buka bisnis dengan tagline gratis seperti ini. Apa saja bisnisnya yang penting halal. Meski banyak bisnis laundry di luaran, saya yang baru ini justru malah merasa jadi harus banyak belajar. Tidak pernah merasa tersaingi dengan yang lain,\" pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: