Shandy dan Upaya Melestarikan Liong dan Barongsai

Shandy dan Upaya Melestarikan Liong dan Barongsai

Berniat untuk terus melestarikan tradisi dan budaya leluhur sudah terpatri dalam hati Shandy Yudha Siskarteja (31). Shandy berusaha melestarikan budaya dan seni khas Tionghoa yakni liong dan barongsai sejak usianya masih 6 tahun. SHANDY sudah berlatih serta mengikuti berbagai kejuaraan liong dan barongsai, baik di tingkat daerah maupun nasional. Bahkan, saat ini, Shandy menjadi pelatih liong dan barongsai yang tergabung dalam Singa Mas Cirebon dan pernah tampil di berbagai negara. Seperti Malaysia, Singapura, Hongkong hingga Brunei Darussalam. Tak tanggung-tanggung, untuk mengasah kemampuannya dan menambah pengalaman, Shandy tergabung dalam Association Lion and Dragon Dance Asian. \"Jadi semacam sekolah khusus liong dan barongsai di Malaysia gitu selama empat bulan,\" ujarnya. Selepas belajar di Malaysia, Shandy menularkan pengalamannya dengan terus melatih anggota Singa Mas Cirebon yang saat ini ada 120 orang. Dengan mengutamakan kedisiplinan, kejujuran serta ketaqwaan. Usaha untuk melestarikan seni dan budaya Tionghoa ini, diakui Shandy, butuh pengorbanan. Shandy mengatakan, kesenian liong dan barongsai sebetulnya bukan hanya milik warga Tionghoa. Siapapun boleh belajar dan melestarikannya. \"Bahkan, kebanyakan anggota Singa Mas dari pribumi. Tidak apa-apa, karena kita terbuka untuk siapapun yang ingin belajar,\" katanya. Shandy mengaku, kendala yang selama ini dirasakan adalah respons dari generasi muda yang kurang tertarik pada kesenian liong dan barongsai. Shandy bahkan sudah \'jemput bola\' ke sekolah-sekolah untuk mengajak generasi muda agar mau belajar dan mengetahui kesenian liong dan barongsai. \"Tapi ya gitu, memang minatnya kurang. Padahal kita sudah jemput bola. Pengennya sih kesenian ini bisa jadi ekskul di sekolah, karena ini bukan hanya milik warga Tionghoa,\" ungkapnya. Meski butuh perjuangan yang tidak mudah, Shandy optimis, kesenian liong dan barongsai mampu bertahan di era globalisasi saat ini. Buktinya, melalui Singa Mas Cirebon, liong dan barongsai mampu tampil di tingkat dunia. Belum lama ini, Singa Mas Cirebon kembali mengukir prestasi. Kali ini, prestasi yang diraih Singa Mas dalam kejuaraan tingkat dunia bertajuk \"Luminous Dragon Dance World Cup\" di Hongkong pada 20-21 Januari 2018. Shandy mengatakan, Singa Mas berhasil meraih predikat terindah, tercantik, dan terbaik dalam ajang tersebut. \"Kita masuk lima besar dengan predikat itu di kejuaraan liong,\" ujarnya. Kejuaraan tersebut diikuti 42 peserta dari negara-negara di dunia. Singa Mas mewakili Indonesia untuk kejuaraan liong. Singa Mas lima terbaik dalam kejuaraan tersebut bersama Singapura, Hongkong, Malaysia dan Tiongkok. Sebelum terpilih lima besar, Singa Mas harus mengalahkan peserta lainnya mulai dari babak penyisihan 22 besar, kemudian dipilih 10 besar dan terakhir 5 besar. Diakui Shandy, prestasi ini baru pertama kali didapatkan Singa Mas khususnya di tingkat dunia. \"Yang tingkat dunia baru pertama kali, sebelumnya kita sering juara di tingkat Asia,\" tuturnya. Shandy berharap, prestasi yang sudah diraih Singa Mas dapat mengharumkan nama Indonesia, khususnya Kota Cirebon. Ia pun berterimakaih kepada Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Cirebon yang terus mendukung. \"Saya harap pemerintah juga selalu mendukung,\" harapnya. Di tahun baru Imlek dengan shio anjing tanah ini Singa Mas dapat mengikuti kejuaraan serta meraih prestasi lagi. Baik di tingkat nasional maupun internasional. \"Kita berdaya dengan kreativitas yang dimiliki, karena Cirebon itu saya yakin mampu, semoga tahun ini lebih baik lagi,\" harapnya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: