Terobosan Desa Ciawigajah, Produksi Air Mineral dan Garam

Terobosan Desa Ciawigajah, Produksi Air Mineral dan Garam

CIREBON - Terobosan baru dilakukan Desa Ciawigajah untuk menggairahkan produktivitas warganya. Desa yang terletak pada wilayah pegunungan di Kecamatan Beber itu memiliki produk air mineral yang dibanggakan. Produk tersebut adalah Makmur Qua. Pabriknya sudah ada. Kapasitas pabriknya bahkan bisa memproduksi 600 dus per hari. Kuwu Desa Ciawigajah, Nunung Nurhadi mengatakan, pangsa pasar air mineral cukup menjanjikan. Itulah alasan yang membuat Desa Ciawigajah memproduksi air mineral, di samping karena letaknya yang berada di pegunungan. “Kita sudah kerja sama dengan BUMDes. Permintaan yang masuk 1.800 dus per hari,” ucapnya saat mengulas potensi pasar air mineral. Itu belum menyasar ke desa-desa, kantor kecamatan, pemerintahan atau perusahaan. Potensinya bisa lebih besar lagi. Pengelolaan produksi air mineral sendiri dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pabrik air dalam kemasan ini memanfaatkan sumber mata air yang cukup baik di Desa Ciawigajah. Air itu diambil menggunakan pompa yang sudah dilengkapi dengan alat-alat mumpuni untuk dijadikan air mineral dalam kemasan. Selain pabrik air kemasan yang diproduksi oleh BUMDes, Desa Ciawigajah juga mengembangkan produksi garam meski jauh dari laut. Namun, itu tidak menghalangi warganya dalam memproduksi garam. Usaha ini berawal dari adanya program pembinaan dari pemerintaha Kabupaten Cirebon pada Bidang Ekonomi Pembangunan. Bertujuan membangun ekonomi masyarakat, terutama industri rumah tangga. Dalam memproduksi garam, pemerintah desa bekerja sama dengan pihak ketiga. Dan ternyata memang bisa memproduksi garam. Ada dua pengolahan, yakni garam konsumsi dan yodium tinggi. “Bahan baku tetap dari air laut untuk dijadikan garam. Sementara untuk garam konsumsi kita olah. Kita ambil garam yang sudah jadi,” jelasnya. Pengolahan garam ini pun bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Pengolahan dilakukan oleh BUMDes bersama masyarakat. \"Bulan Juni tahun ini kita produksi. Kita namakan produknya sebagai Garam Makmur,” jelasnya. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengelolaan sampah. Yakni mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah. Serta menyadari pengelolaan sampah. “Kita sudah ada mesin pencacah sampah. Untuk popuk organik cair, biji plastik, bensin sebagai bahan bakar. Sudah dipesan. Bulan Februrai ini beroperasi,” katanya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: