Shakhtar Donetsk, Musafir Mujur di Eropa

Shakhtar Donetsk, Musafir Mujur di Eropa

KYIV - Liga Champions memang ajang antar klub paling elit di Eropa. Namun, dalam beberapa musim terakhir, masih ada tim musafir yang berpindah-pindah stadion yang berlanjut hingga musim ini. Ya, Shakhtar Donetsk. Kekalahan AS Roma atas Shakhtar Donetsk kemarin dini hari memang terjadi di Ukraina. Namun, stadion yang digunakan tim polesan Paulo Fonseca itu sebenarnya bukanlah home base asli mereka. Ya, sejak awal tahun lalu, Shakhtar \"dipaksa\" pindah ke Metalist OSC yang sejatinya milik Metalist Kharkiv. Hal itu dikarenakan adanya konflik kemanusiaan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak 2014. Dan, kandang awal mereka Donbass Arena beberapa kali menjadi korban serangan konflik tersebut yang membuat beberapa bagian mengalami kerusakan. Itulah yang membuat Donbass Arena akhirnya ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Bahkan, Metalist OSC adalah stadion ketiga Shakhtar sejak terusir empat tahun lalu. Ada lagi Arena Lviv yang digunakan sejak 2014-2016. Alhasil, mereka sejak empat tahun lalu hidup berpindah-pindah. \'\'Kami kehilangan homebase asli kami, stadion kami, dan juga suporter kami,\'\' kata kapten Shakhtar Darijo Srna awal musim ini seperti dilansir The Guardian. Pernyataan bek yang saat ini diskors karena gagal tes doping itu bisa dipahami. Sebab, jarak antara Donetsk-Lviv-Kharkiv juga tidak pendek. Bila ditotal, jarak yang harus ditempuh suporter The Miners bisa mencapai sekitar 2.000 kilometer. Namun, Metalist OSC yang mulai dipakai di Liga Champions musim ini juga bertuah bagi tim polesan Paulo Fonseca itu. Dari empat pertandingan, mereka selalu menang. Termasuk menjadi penyebab kekalahan pertama bagi Manchester City (6/12/2017) musim ini pada matchday pemungkas penyisihan lalu. Bila ditotal, sejak musafir per musim 2014-2015, Shakhtar sudah melakoni 14 pertandingan di Liga Champions termasuk dari babak kualifikasi. Hasilnya, mereka mereguk 8 kemenangan, 2 seri, dan 4 kalah. Namun, prestasi yang ditorehkan di stadion usiran belum bisa melampaui apa yang mereka raih saat masih ber-homebase di Donbass Arena. Ya, prestasi terbaik Taison dkk adalah saat menembus perempat final pada 2010-2011. Dan, dengan kemenangan 2-1 atas Roma kemarin, mereka hanya membutuhkan hasil imbang di leg kedua di Olimpico (7/3). \'\'Menurut saya, ini (kemenangan di 4 laga kandang di Liga Champions musim ini, red) adalah kebetulan. Selalu sulit saat menghadapi tim Italia yang sangat disiplin dalam bertahan\'\' ucap Fonseca merendah seperti dilansir Football Italia. (io)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: