Ke Cirebon, Syekh Ali As-Shobuni Beri Motivasi Dakwah

Ke Cirebon, Syekh Ali As-Shobuni Beri Motivasi Dakwah

CIREBON - Kota Cirebon bakal kedatangan ulama berkelas dunia. Dia adalah Prof Dr Syekh Muhammad Ali As-Shobuni dari Makkah Al Mukarromah, Saudi Arabia. Rencananya, imam Ahli Sunnah Wal Jamaah yang juga ahli tafsir abad ke-21 itu, akan hadir pada acara Multaqo Ulama di Gedung Islamic Centre Cirebon, Sabtu (12/1) besok. Panitia kegiatan, Muhammad Miqdad Baharun menjelaskan, kedatangan Prof Dr Syekh Muhammad Ali As-Shobuni ke Cirebon untuk bersilaturahmi dengan para ulama sewilayah III Cirebon dan sekitarnya. Dia juga akan memberikan motivasi dakwah kepada para ulama, khususnya dai-dai muda. “Ini kedatangan perdana guru kami untuk bisa memberikan motivasi dakwah pada ulama, para alumni Timur Tengah dan para dai muda,” ujarnya, kemarin. Kegiatan tersebut, digelar oleh Majelis Al-Kisa, Hai’ah Ash-Showfah, Forum Santri Cirebon, ICC, At-Taqwa dan Radar Cirebon Group. Rencananya, sekitar 500 ulama dari berbagai daerah seperti Ciayumajakuning, Cilimus, Tegal, Tasikmalaya dan daerah di sekitarnya. “Kami rencanakan dari wilayah III Cirebon. Karena melihat waktu persiapan yang cukup singkat, kami akan undang minimal 500 ulama,” jelasnya. Setelah kegiatan Multaqo, lanjut dia, malamnya, akan digelar tablig akbar di masjid raya At-Taqwa. Kegiatan tersebut akan diikuti ribuan jamaah dari berbagai wilayah. “Mudah-mudahan kehadiran beliau bisa menumbuhkan semangat dakwah dan memotivasi para ulama yang hadir, sehingga bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik,” tukasnya. Khusus kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Kisa Watubelah Sumber Cirebon hari ini, (Jumat) malam, hanya sekadar makan malam bersama para santri dan habaib. “Setelah itu, beliau langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat istirahat di Villa Panawuan Kuningan. Tidak ada agenda selain makan malam dan dialog dengan santri dan habaib,\" kata santri Habib Miqdad, Bagir Jufri kepada Radar, Kamis (10/1). Adapun agenda kunjungan Syekh Muhammad Ali As-Shobuni, Jumat (11/1) pukul 19.00 dijadwalkan tiba di stasiun Kejaksan Kota Cirebon. Setelah itu, langsung menuju Pesantren Al-Kisa Watubelah Sumber. Kemudian, menuju ke tempat istirahat di Villa Panawuan Kuningan. Pada Sabtu (12/1), pukul 08.00 dari Panawuan menuju Islamic Center Masjid At-Taqwa Kota Cirebon. Pukul 12.00, kembali ke Panawuan Kuningan untuk istirahat. Pukul 17.00 menuju Ponpes Jagasatru. Lalu, pukul 19.30 menuju masjid Raya At-Taqwa dijadwalkan selesai pukul 23.00. Dari masjid At-Taqwa, menuju Panawuan Kuningan untuk istirahat. Minggu (13/1), pukul 08.00 Syekh Ali As-Shobuni dari Panawuan Kuningan menuju Sapora dan langsung masuk tol ke arah Jawa Tengah untuk meneruskan rihlah dakwah ke beberapa Kota di Jawa Tengah.   LAHIR DI SYRIA, TERKENAL AHLI TAFSIR DARI MAKKAH Syekh Ali Ash-Shobuni adalah seorang ulama dan ahli tafsir yang terkenal karena ilmu dan sifat wara’ yang dimilikinya. Dia adalah guru tafsir hadis dari banyak ulama internasional. Sebut saja, almarhum Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki, pernah berguru kepadanya. Nama lengkapnya adalah Muhammad Ali bin Jamil Ash-Shobuni. Ia dilahirkan di Kota Aleppo, Syria, pada tahun 1930. Namun, beberapa sumber yang ada menyebutkan Ash-Shabuni dilahirkan tahun 1928. Ash-Shobuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo. Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, ia telah berhasil menghafal seluruh juz dalam Alquran. Selain menimba ilmu kepada sang ayah, Ash-Shobuni juga pernah berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di Aleppo. Setelah menamatkan pendidikan dasar, As-Shobuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah Al-Tijariyyah. Di sini, dia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun. Kemudian, As-Shobuni kecil meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. Saat bersekolah di Khasrawiyya, dia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. As-Shobuni berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus tahun 1949. Atas beasiswa dari Departemen Wakaf Syria, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Al Azhar, Mesir, hingga selesai strata satu dari Fakultas Syariah pada tahun 1952. Dua tahun berikutnya, di universitas yang sama, ia memperoleh gelar magister pada konsentrasi peradilan Syariah (Qudha Asy Syariyyah). Selepas dari Mesir, As-Shobuni kembali ke kota kelahirannya dan mengajar di berbagai sekolah menengah atas yang ada di Aleppo. Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini, dia lakoni selama delapan tahun, dari tahun 1955 hingga 1962. Setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syariah Universitas Umm Al Qura dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah. As-Shobuni menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar di dua perguruan tinggi ini selama 28 tahun. Hingga kini, ia tercatat sebagai guru besar Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syekh As-Shobuni juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum yang bertempat di Masjidil Haram. Kuliah umum serupa mengenai tafsir juga digelar di salah satu masjid di Kota Jeddah. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar delapan tahun. Setiap materi yang disampaikannya dalam kuliah umum ini, oleh As-Shobuni, direkam dalam kaset. Bahkan, tidak sedikit dari hasil rekaman tersebut kemudian ditayangkan dalam program khusus di televisi. Proses rekaman yang berisi kuliah-kuliah umumnya, berhasil diselesaikan pada tahun 1998. Di samping sibuk mengajar, as-Shobuni juga aktif dalam organisasi Liga Muslim Dunia. Saat di Liga Muslim Dunia, ia menjabat sebagai penasihat pada Dewan Riset Kajian Ilmiah mengenai Al-Quran dan Sunnah. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Shafwah At-Tafasir. Kitab tafsir Alquran ini merupakan salah satu tafsir terbaik. Karena, luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh sang pengarang. Selain dikenal sebagai hafiz Alquran, Syekh As-Shobuni juga memahami dasar-dasar ilmu tafsir, guru besar ilmu syariah, dan ketokohannya sebagai seorang intelektual Muslim. Hal ini menambah bobot kualitas dari tafsirnya. Syekh As-Shobuni adalah seorang ulama yang memiliki banyak pengetahuan. Salah satu cirinya, dia banyak menggunakan kesempatan berlomba dengan waktu untuk menelurkan karya ilmiahnya yang bermanfaat dengan memberi konteks pencerahan, yang merupakan buah penelaahan, pembahasan, dan penelitian yang cukup lama. Dalam menuangkan pemikirannya, Syekh As-Shobuni tidak tergesa-gesa, dan tidak berorientasi mengejar banyak karya tulis, namun menekankan segi ilmiah ke dalam pemahaman serta aspek-aspek kualitas dari sebuah karya ilmiah, untuk mendekati kesempurnaan dan segi kebenaran. Dia juga dikenal sebagai pakar Ilmu Alquran, Bahasa Arab, Fiqh, dan Sastra Arab. Di antara karya-karyanya, Rawa’i Al Bayan fi Tasair Ayat Al Ahkam min Al Qur’an. Kitab ini mengandung keajaiban tentang ayat-ayat hukum di dalam Alquran. Kitab ini dalam dua jilid besar, ia adalah kitab terbaik yang pernah dikarang perihal soal ini, sebab dua jilid ini, telah dapat menghimpun karangan-karangan klasik dengan isi yang melimpah ruah serta ide dan pikiran yang subur. Kitab lainnya, Shafwah Al-Tafasir. Salah satu tafsir As-Shobuni yang paling populer. Kitab ini terdiri dari tiga jilid. Di dalamnya menggunakan metode-metode yang sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele-tele (tidak menyulitkan para pembaca). Syekh Ali As-Shobuni, telah merampungkan Shafwah Al-Tafasir, secara terus-menerus dikerjakannya nonstop siang malam selama lebih kurang menghabiskan waktu kira-kira lima tahun. Shafwah Al-Tafasir ini berdasarkan kepada kitab-kitab tafsir terbesar seperti Al Thabari, Al Kasysyaf, Al Alusi, Ibnu Katsir, Bahr Al Muhith. Tahun 2012, dia melakukan rihlah dakwah di sejumlah negara di Asia Tenggara, di antaranya adalah Malaysia dan Indonesia. Selain berdakwah, dia juga membahas krisis yang terjadi di Syria saat ini, yang menurutnya merupakan pertempuran antara Mujahidin Islam dengan pemerintah Syria yang Syiah Alawi dibantu Hizbullah Libanon dan Syiah 12 Imam Iran. (sam/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: