Kasus Kurang Banyak, Imunisasi Difteri Batal
CIREBON - Kasus Difteri di Kabupaten Cirebon masih rendah. Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membatalkan rencana pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Kabupaten Cirebon. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni mengatakan, harusnya ORI difteri dilakukan awal Februari 2018. Hanya saja, Kementerian Kesehatan melihat bahwa Kabupaten Cirebon bukan termasuk daerah yang memiliki kasus difteri terbanyak. “Kabupaten Cirebon bukan termasuk Kota dan Kabupaten se-Indonesia yang butuh penanganan difteri. Sehingga, OR difteri batal dilaksanakan. Sebab, kasus difteri Kabupaten Cirebon masuk di urutan ke-96 se-Indonesia,” ujar Enny kepada Radar, Rabu (28/2). Dia mengungkapkan, kasus difteri di Kabupaten Cirebon pada tahun 2017 hanya 6 kasus dan hanya di urutan ke-96 di wilayah kota/kabupaten se-Indonesia. Sedangkan di tahun 2018 dari awal Januari sampai akhir Februari tidak ditemukan kasus difteri. “Sebetulnya, enam kasus difteri yang ditemukan di tahun 2017 lalu itu, datanya sudah masuk ke Kemenkes dan menjadi prioritas. Hanya saja, setelah data dari seluruh daerah masuk ke Kemenkes, ternyata ada daerah lain yang jumlah kasusnya lebih banyak. Sehingga Kabupaten Cirebon dieliminasi,” paparnya. Meski demikian, tidak masuk ORI difteri, kata Enny, tetap memberikan vaksin difteri di setiap puskesmas yang ada di Kabupaten Cirebon. Artinya, Dinas Kesehatan tetap merespons cepat jika ditemukan kasus difteri di masyarakat. “Petugas medis dari puskesmas terdekat akan bergerak cepat menangani difteri dari korban, orang terdekat dan lingkungan sekitarnya. Dan sejauh ini, informasi pembatalan sudah disampaikan kepada seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Cirebon,” terangnya. Dia berharap, tahun ini tidak ditemukan kasus difteri. Adapun ada pasien di RSUD Gunung Jati pada Januari silam itu warga Kota Cirebon. Sehingga data tersebut bukan masuk Kabupaten Cirebon. “Sebelumnya kita memang merencanakan melakukan imunisasi sebanyak 700 ribu anak pada usia 1-19 tahun. Tapi, imunisasi dibatalkan, karena kita dieliminasi oleh Kemenkes. Meski demikian, kami akan tetap respons ketika muncul kasus difteri lagi,” pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: