UTS Digelar Senin, Sekolah Kuras Lumpur Sisa Banjir
CIREBON - Sejumlah anggota TNI dan relawan tanggap bencana wilayah timur Cirebon terlihat sibuk membersihkan lumpur sisa banjir yang menempel di mebeler dan ruangan kelas SDN 2 Ciledug Wetan. Proses pemulihan pascabanjir dikebut untuk mengejar deadline waktu pelaksanaan kalender pendidikan ujian tengah semester (UTS) yang bakal digelar Senin (5/3). Saat ini, total siswa di sekolah tersebut sekitar 120 siswa. Jika dirata-rata, setiap kelas ditempati 20 siswa. Para relawan saat ini membuat jalan baru dengan menguras lumpur yang berada di pinggir sekolah dan menambahkan pasir pada bagian atasnya. Sementara lumpur yang memenuhi halaman sekolah sengaja dibiarkan. “Kita sesuai rencana awal, tetap melaksanakan UTS, apapun kendalanya. Karena ini penting dan harus terlaksana,” ujar Kepala SDN 2 Ciledug Wetan, Mudin SPd saat ditemui Radar Cirebon. Mudin mengatakan, saat ini tim relawan dan TNI membersihkan mebeler seperti meja dan kursi untuk memastikan jadwal UTS berjalan lancar. “Untuk anak-anak nanti kita juga tidak bisa paksakan kondisinya untuk mengenakan seragam sekolah. Tentu ada pertimbangan, karena seluruh peralatan belajar dan pakaian sebagian besar tidak bisa digunakan lagi,” imbuhnya. Saat ini, pihak sekolah juga dipusingkan dengan seluruh dokumen milik sekolah yang tidak bisa digunakan. Termasuk buku induk siswa yang di dalamnya terdapat nilai-nilai siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. “Nah kalau rapat diganti baru, nanti ngisinya bagaimana? Buku induk dan rapor-rapor lamanya saja hancur kena banjir,” jelasnya. Kondisi SDN 2 Ciledug Wetan sebelum banjir besar datang beberapa waktu lalu, sudah memprihatinkan. Sejak dibangun tahun 1986, sekolah tersebut hanya punya tiga ruang kelas saja. Selebihnya, siswa-siswi yang tak tertampung di ruangan yang tersedia, terpaksa menempati perpustakaan dan ruang kantor guru. Kondisi tersebut berlangsung hingga sekarang. Salah satu guru SDN 2 Ciledug, Faridah Hanurah mengatakan, SDN 2 Ciledug Wetan sudah beberapa kali diterjang banjir. Hal tersebut membuat banyak dokumen penting hilang dan mengganggu proses belajar mengajar. Meskipun jumlah muridnya termasuk sedikit, namun SDN 2 Cieldug Wetan tidak mungkin untuk dimerger atau penggabungan. Karena sekolah lainnya yang terdekat di Desa Ciledug Wetan ada di Blok Cihoe yang letaknya sangat jauh dan harus menyeberang Sungai Cisanggarung. “Kalau dimerger kayaknya tidak bisa. Lokasinya jauh-jauh. Lagian ini sekolah yang letaknya paling dekat dengan pusat pemerintahan,” ungkapnya. Sementara, status tanggap darurat bencana banjir di WTC akhirnya dicabut Jumat (2/3). Unsur relawan dari TNI sebagian sudah ditarik dan sebagian lagi masih disebar di lapangan untuk membantu masyarakat. Letkol Inf Irwan Budiana melalui Kaposko Ciledug, Kapten Arh Sudaryanto menyerahkan seluruh hasil donasi dan sumbangan kepada pihak pemerintah kecamatan. Sekaligus dalam tim pemulihan ini pemerintah kecamatan akan bertindak sebagai koordinator. “Kita serahkan semuanya, dari mulai logistik dan sumbangan dalam bentuk uang dari para donatur,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: