Cara Sekolah Terpencil Menghilangkan Kejenuhan Belajar Siswanya

Cara Sekolah Terpencil Menghilangkan Kejenuhan Belajar Siswanya

Sorak sorai terdengar di lapangan SMPN 17 Kota Cirebon. Sekolah yang berada di Kampung Grenjeng Kelurahan Harjamukti itu, berada di perbatasan Desa/Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Pelaksanaan kegiatan dengan sistem liga ini cukup menarik dan mampu membuat siswa antusias berangkat sekolah. JAMAL SUTEJA, Cirebon ADA 116 pertandingan. Liga ini diikuti klub-klub bentukan siswa. Tiap tim punya manajer masing-masing. Mereka bertanding memperebutkan posisi tertinggi di klasemen selama enam bulan. Tidak kalah seru dengan liga-liga di Eropa. Jam pulang sekolah sudah tiba. Anak-anak SMPN 17 Kota Cirebon bukannya segera pulang ke rumah. Mereka langsung kumpul di lapangan sekolah. Pertandingan futsal pun digelar. Mereka bertanding di Liga Seventeen yang sudah dilaksanakan sejak 2005. Dilaksanakan setiap tahun, karena liga waktunya cukup panjang. Tahun ini ada 25 tim yang bertanding. Mereka dibagi dalam dua divisi. Divisi I khusus untuk tim yang level atas, dan divisi II untuk tim dengan level kemampuan di bawahnya bawah. Satu divisi memiliki 58 pertandingan. Kalau ditotal ada 116 pertandingan. Liga ini dimulai September 2017 dan berakhir Maret. “Sebentar lagi di akhir Maret ini sudah masuk final,” kata Pembina Olahraga SMPN 17 Kota Cirebon Ridwan Hadianto SPd, saat dijumpai Radar. Pertandingan futsal sendiri digelar setiap hari. Biasanya mengisi waktu kosong. Saat jam istirahat dan pulang sekolah. Meski harus bertanding dengan kakak kelas, tidak ada jaminan juniornya kalah. Tim kelas VII misalnya, bisa saja menang melawan tim kelas IX. Dari kegiatan seperti inilah, anak-anak semakin termotivasi untuk datang ke  sekolah. Siswa juga jarang bolos. Strategi seperti ini diterapkan sekolah karena lokasinya memang tidak mudah dijangkau. SMPN 17 Kota Cirebon terhitung sulit diakses moda tranportasi angkutan umum. Lokasinya juga berbatasan dengan Kabupaten Cirebon. Sehingga perlu upaya ekstra supaya siswa rajin ke sekolah. “Anak-anak termotivasi ke sekolah, karena mereka ingin bertanding futsal,” ungkap Ridwan. Selain hiburan, tujuan ada liga ini agar siswa membiasakan bergerak dan berolahraga untuk mencapai kebugaran yang baik. Sehingga mendukung kesehatan dan kesiapan untuk menerima pelajaran setiap harinya. Siswa juga mendapat pendidikan karakter, karena bisa berlatih sikap sportif, juga displin. “Menerima kekalahan dan kemenangan itu kan pelajaran penting. Alhamdulillah tidak sampai ada ribur,” tuturnya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ikin Sodikin mengamini pernyataan Ridwan. Liga futsal ini juga jadi ajang seleksi tim sekolah yang akan menjadi wakil untuk bertanding di event-event antar sekolah. Tak heran, Tim Futsal dari SMPN 17 Kota Cirebon pernah menjuarai cabor futsal dalam Popkota dari tahun 2007 sampai 2010. “Kita juga ikut event futsal di tingkat kota dan kabupaten,” sebutnya. Awalnya, para guru keberatan adanya liga futsal. Yang dikhawatirkan, nantinya malah menggangu kegiatan sekolah. Untuk itu, Ikin memberikan batasan dan menerapkan sanksi disiplin kepada siswa. Sekolah tidak memberi toleransi kepada siswa yang bolos dengan dalih kelelahan karena bermain futsal. “Kalau ada siswa seperti itu ya kita skors dia tidak bisa lagi bertanding, jadi tetap tidak mengganggu jam sekolah,” katanya. Tak hanya mengelar pertandingan futsal setiap hari dengan Liga Seventeen. SMPN 17 Kota Cirebon juga event Pekan Olahraga Antarkelas (Porkas). Berbeda dengan liga yang digelar selama enam bulan, Porkas digelar selama satu bulan. Bedanya, banyak cabang olahraga yang dipertandingkan. Termasuk voli putra dan putri, takraw putra dan putri, futsal putra dan putri. “Porkas biasanya kita gelar sebelum kenaikan kelas, menjelang liburan,” ucapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: