Ramadan dan Lebaran Naik Empat Kali Lipat

Ramadan dan Lebaran  Naik Empat Kali Lipat

CIREBON - Langkah antisipatif yang dilakukan kantor Bank Indonesia (BI) Cirebon dalam menyiapkan stok uang pecahan kecil (UPK) dan uang pecahan besar (UPB) senilai total Rp1 triliun guna menghadapi lonjakan permintaan selama Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri, ternyata belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Terbukti, seperti diterangkan Deputi PBI Sistem Pembayaran dan Managemen Intern, Marjuki Ismail, pihaknya meminta tambahan stok UPK dan UPB dari kantor BI Jakarta sejumlah Rp700 miliar, pada Rabu (8/9). “Hari itu ternyata permintaan masih sangat tinggi, terutama pecahan kecil untuk pengelola jalan tol, dan pecahan besar untuk stok uang di ATM masing-masing bank umum,” katanya kepada Radar, Senin (13/9), melalui sambungan telepon. Marjuki tak menampik dengan stok uang yang akhirnya diserap publik senilai kurang lebih Rp1,7 triliun, menjadikan arus uang keluar (outflow) pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini meningkat tajam sekitar 50 persen dibanding tahun 2009 pada moment yang sama. “Sebenarnya untuk outflow dari BI Cirebon meningkat selama Ramadan 2010, sudah bisa terlihat sejak kami menyiapkan stok UPK lebih banyak 4 kali lipat dibanding stok UPK tahun 2009,” ujarnya. Senada diungkapkan Deputi Bidang Ekonomi Moneter Bambang Mukti Riyadi, yang menyebutkan stok UPK tahun ini mencapai Rp600 miliar, saat stok awal masih diprediksi cukup hanya Rp1 triliun. “Ya, outflow tahun ini jelas meningkat. Dan semuanya terserap oleh masyarakat,” tambahnya. Sementara itu pemanfaatan ATM untuk penarikan dana tunai selama liburan Lebaran tak disangkal Area Manager Bank Mandiri Cirebon Gunawan, yang menuturkan bila jelang hari besar seperti Idul Fitri memang kerap terjadi lonjakan penarikan tunai di ATM. Sebab itu pihaknya telah mengantisipasi dengan makin rutin melakukan pengcekan stok uang di ATM, dari biasa hanya beberapa hari pengisian, selanjutnya bisa sehari dua kali dilakukan pengisian. “Untuk stok uang juga kami tingkatkan antara 10 sampai 15 persen. Atau biasa dalam satu mesin ATM diisi Rp400 juta, ditambah jadi Rp500 juta,” terangnya. (ron)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: