Kemen ESDM: Tidak Mungkin Pertamina Rugi Jual Pertalite

Kemen ESDM: Tidak Mungkin Pertamina Rugi Jual Pertalite

PT Pertamina (Persero) menyatakan masih merugi akibat menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Padahal per akhir Maret lalu, perusahaan pelat merah itu sudah menaikkan harga BBM beroktan 90 tersebut. \"Tidak mungkin (rugi), bisnis apa yang menggiurkan kayak begitu, \" kata dia di Jakarta, Kamis (12/4). Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan BBM merupakan hajat hidup orang banyak, sehingga Pertamina mustahil tidak mendapatkan pembeli. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak percaya PT Pertamina  (Persero) merugi ketika menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Ini karena formula harga BBM beroktan 90 itu sudah memperhitungkan margin badan usaha. Djoko pun menyinggung mengenai kemampuan Pertamina yang bisa menghasilkan dividen sebesar Rp 12,1 triliun tahun 2016. Artinya Pertamina masih bisa menghasilkan laba. Selain itu, selama ini Pertamina bisa mendapatkan margin minimal 5% dan maksimal 10% dari menjual BBM nonsubsidi. Artinya, dalam 20 hari Pertamina dinilai sudah balik modal dalam menjual Pertalite. Menurut Djoko, selama ini Pertamina mengambil margin 5-10% karena belum bisa efisien dalam menekan biaya. Salah satu contoh biayanya untuk distribusi BBM. Namun, nantinya pemerintah akan mengubah batas margin tersebut. Jadi, tidak ada lagi batas bawah sebesar 5%. Pemerintah hanya memberikan batas atas margin sebesar 10%. Djoko mengatakan kebijakan itu tidak akan membuat Pertamina rugi. \"Dia bisa mengajukan sampai 10 persen, tapi harus dapat persetujuan menteri. Ini Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), bukan industri,\" ujar dia. Kementerian ESDM juga akan mengatur harga BBM nonsubsidi. Dalam hal ini badan usaha harus mendapatkan persetujuan menteri terkait perubahan harga BBM. Itu akan diatur lewat revisi Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 dan Peraturan Menteri ESDM nomor 39 tahun 2014. Pengaturan harga BBM nonsubsidi ini dinilai memberi keadilan bagi masyarakat. Masyarakat bisa memperoleh BBM kualitas tinggi dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan Premium. \"Ini skenario di belakang kebijakan itu,\" kata dia. (katadata/wb)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: