Cilimus-Kuningan Jadi 3 Jam

Cilimus-Kuningan Jadi 3 Jam

H+2 Lebaran, Kota Kuda Dilanda Kemacetan KUNINGAN – Kondisi kemacetan di Kabupaten Kuningan, kemarin (12/9) memang sangat parah. Para pengguna kendaraan roda empat dan dua, baik dari arah Utara maupun Selatan harus bersabar agar bisa sampai tujuan. Betapa tidak, padat merayap menjadi pemandangan sejak dari Depok, Kecamatan Beber sampai ke Kuningan kota, persisnya di Cirendang. Karena banyaknya jumlah kendaraan, para pengendara harus berjalan dalam kondisi padat merayap. Waktu yang biasanya ditempuh dari Cilimus ke Kuningan hanya 15 menit, kini hampir 3 jam. Kondisi demikian mulai terjadi pada pukul 10.00. Semakin bertambah jam, kondisi tersebut semakin parah. Bahkan puncak keparahannya terjadi antara pukul 14.00 hingga 17.00. Antara waktu tersebut, mulai Kecamatan Beber sampai Cirendang benar-benar macet. Meski kendaraan roda dua tergolong lebih gesit dari roda empat, namun tetap mereka kewalahan dengan padatnya kendaraan pada H+2 kemarin. Volume kendaraan, baru mulai berkurang setelah bedug magrib menggema. Sementara itu, memasuki H+2 Lebaran Idul Fitri 1431 H, kondisi padat merayap terjadi di sejumlah ruas jalan raya. Kondisi seperti itu terjadi di sepanjang jalan raya Cilimus mulai dari Sampora hingga Bandorasa. Dan pemandangan serupa terjadi di Kuningan kota seperti di perempatan Jalan RE Martadinata-Uniku dan jalan raya objek wisata Waduk Darma. Pantauan Radar sejak pukul 09.00, kemacetan sudah terjadi. Meski tidak separah pukul 10.00 ke atas, volume kendaraan di sepanjang jalan raya Cilimus mulai padat. Kebanyakan kendaraan tersebut berleter luar Kuningan seperti B dan D. Itu menandakan bahwa para pemudik masih banyak yang belum kembali ke tempat perantauannya. Yang menjadi penyebab macetnya arus lalulintas, diantaranya karena aktivitas di Pasar Cilimus. Meski jalan raya di depan pasar diberi pembatas, namun tetap saja kondisi padat merayap tak dapat dihindari. Pemandangan serupa terlihat di perempatan Desa Caracas-Sampora yang dikenal dengan Panghadangan. Di perempatan jalan tersebut, tampak beberapa perwira kepolisian sibuk mengatur lalulintas yang cukup padat. Pertemuan antara kendaraan dari arah Barat, Utara dan Selatan membuat arus lalulintas tersendat. Tak heran dari aktivitas Pasar Cilimus dan perempatan panghadangan itu menyebabkan begitu panjangnya deretan kendaraan. Mobil dan motor terlihat padat merayap sejak dari Kecamatan Beber hingga Pasar Cilimus. Sedangkan untuk jalur ke arah Utara dari Pasar Cilimus, tidak menunjukkan kemacetan yang berarti. Di pertigaan Panawuan, padatnya volume kendaraan pun terjadi. Ditambah lagi dengan pertigaan Linggajati menuju objek wisata Linggajati. Sejak pukul 10.00 ke atas, arus kendaraan di pertigaan tersebut sangat padat. Begitu pula di perempatan Bandorasa, kendaraan roda empat yang hendak menuju Bandung dan Cirebon diarahkan oleh polisi untuk melaju ke jalan Bandorasa yang menembus Linggajati dan Setianegara. Mereka bisa langsung ke kota tujuan melewati Mandirancan-Sumber. Namun, ketika volume kendaran semakin padat, arus lalulintas dibuat satu jalur. Jalur utama hanya diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Utara menuju arah Selatan saja. Sedangkan bagi kendaraan dari arah Selatan, dialihkan ke Jalan Bandorasa yang kemudian tembus ke Mandirancan atau Sampora. Meski begitu, kepadatan arus lalulintas belum bisa dikurangi secara maksimal. Saking banyaknya, sejumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melaju dari arah Utara, dialihkan ke jalan Wanayasa kemudian tembus ke Desa Ciawigajah Kecamatan Beber. Kontan saja kemacetan terjadi di tanjakan Desa Cibuntu, Kecamatan Cilimus. Fenomena tersebut terjadi pula pada H+1. Beberapa titik yang padat kendaraan yakni di Tanjakan Cibuntu dan Desa Indrapatra. Kemacetan tersebut Disebabkan banyak pemudik yang ingin menghabiskan waktunya dengan mengunjungi obyek wisata di Linggajati dan Sangkanurip. Hal itu dilakukan setelah mereka tuntas bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat dekat. Pemandangan tersebut terjadi sejak H+1 sampai H+2. Tidak menutup kemungkinan, itu terjadi sampai H+7. Meskipun sejak Minggu (12/9) kemarin, banyak para pemudik yang kembali ke tempat rantaunya. ”Senin (13/9) saya dan istri masuk kerja, jadi hari ini (kemarin, red) kami harus kembali ke Jakarta, naik kereta. Kebetulan tiketnya sudah beli,” ujar Yadi, ayah beranak dua yang hendak pulang ke tempat rantaunya. Rupanya Kuningan kota juga dilanda kemacetan. Terutama di Perempatan Jalan RE Martadidata-Ciporang-Uniku, akibat pertemuan kendaraan dari empat arah. Lalu di Jalan Veteran persis di tikungan jalan dimana berjejer pedagang tahu kopeci Lamping, volume kendaraan cukup padat. Lain halnya dengan jalan siliwangi, tidak terjadi kepadatan kendaraan seperti yang terjadi sebelum lebaran. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: