Cara BI Cirebon Mengendalikan Laju Inflasi
Pasang Papan Harga Sembako di Pusat Kota, Cegah Spekulan Mainkan Harga. Laju inflasi jelas membuat resah semua pihak, terutama masyarakat. Dengan tingginya angka inflasi, jelas akan berdampak pada sektor perekenomian secara makro yang akan berakibat pada laju pertumbuhan ekonomi baik secara nasional, regional maupun lokal. Tim Pemantau Inflasi Daerah Kota Cirebon menggelar rapat bersama dinas terkait di Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, kemarin (28/1). Dalam rapat TPID melaporkan pertanggungjawaban selama 2012 sekaligus program tahun 2013. Di kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan papan harga elektronik dari KPw BI Wilayah VI (Jabar-Banten) di Gunungsari Trade Center (GTC). Wakil TPID Kota Cirebon, Bambang Mukti Riyadi mengungkapkan inflasi Cirebon tahun 2012 tercatat 3,36 persen sedangkan tahun 2011 keluar angka 3,2 persen. Meski angka tersebut naik, tahun 2012 inflasi Cirebon di bawah inflasi Jawa Barat (Jabar) dan nasional. Capaian ini membuat Cirebon menjadi kota dengan tingkat inflasi terendah di antara tujuh kota penyumbang inflasi di Jabar. “Naiknya angka inflasi bukan patokan, karena kita harus lihat juga inflasi Jabar dan nasional,” ungkapnya pada Radar. Sektor rekreasi dan olahraga jadi penyumbang inflasi terbesar selama 2012. Potensi inflasi yang perlu diwaspadai meliputi, sektor perumahan, air, listrik, gas dan energi. Sementara itu, lanjut dia, tahun 2013 TPID masih fokus memantau potensi inflasi di beberapa sektor, seperti kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15 persen untuk pengguna daya di luar 450 VA hingga 900 VA, kenaikan PAM sebesar 87,4 persen serta kenaikan harga emas sering merangkaknya harga emas dunia. “Pemilihan Gubernur (pilgub) dan Pemilihan Wali kota (pilwalkot) juga memberi pengaruh inflasi secara riil meski tidak signifikan. Setidaknya akan memengaruhi inflasi di triwulan pertama dengan meningkatnya konsumsi masyarakat Cirebon,” jelasnya. Untuk itu fokus TPID Kota Cirebon untuk tahun 2013 tertuju pada inflasi pendidikan, mulai SD hingga SLTA, menindaklanjuti konversi BBM ke BBG dan resi gudang, meningkatkan kerja sama pedagang antardaerah serta mengurangi dampak inflasi (optimalisasi Raskin, operasi pasar beras dan lainnya). Salah satunya hari ini (kemarin, red), diwujudkan melalui pengadaan papan harga elektronik berukuran 3x40 cm di halaman depan GTC. Deputi KPw BI Wilayah VI (Jabar Banten) Nita Yosita menambahkan, alat ini akan menampilkan harga bahan pokok di tiap pasar di Cirebon. Masyarakat dan pedagang bisa mengakses dan memantau harga pasar untuk mencegah aksi spekulasi yang memainkan harga sehingga menimbulkan inflasi. Cirebon jadi kota kedua pengadaan papan harga elektronik setelah Kota Bandung. “Selanjutnya tergantung pada kesiapan di tiap kota,” imbuhnya. (tta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: