Komputer dan Rapor Siswa Rusak
Banjir Merendam 1.378 Rumah di Japura Bhakti CIREBON– Banjir yang melanda wilayah Timur Cirebon, Minggu malam (27/1), tergolong besar. Di Kecamatan Astanajapura, ada 1.378 rumah yang terendam banjir. Sebagian besar rumah yang terendam berada di Desa Japura Bhakti, Kecamatan Astanajapura. Data itu disampaikan Camat Astanajapura Drs H Sucipto MM saat kunjungan Ketua PMI Kabupaten Cirebon Hj Sri Heviyana Supardi, kemarin. Selain 1.378 rumah, kata Sucipto, 100 hektare sawah juga ikut terendam. “Ketinggian air mencapai 40-50 cm,” katanya. Beruntung, sekitar pukul 05.00 pagi, air perlahan-lahan mulai surut dan hingga pukul 09.00 sudah tidak ada genangan air. “Yang masih tergenang hanya di blok III dan IV, itu pun cuma sedengkul orang dewasa,” ucapnya. Sementara itu, banjir tidak hanya merendam perumahan penduduk atau areal persawahan, gedung sekolah pun tak luput dari air bencana tahunan tersebut. Seperti di SMPN 2 Pangenan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu dihentikan, kemarin. Seluruh ruangan kelas tergenang air sejak Senin dini hari (28/1). Kepala SMPN 2 Pangenan Sutisno mengatakan, air mulai memasuki lingkungan sekolah sejak pukul 03.00 dini hari. Air tersebut berasal dari limpasan Sungai Singaraja yang bermuara di wilayah Desa Pengarengan. “Tinggi air sekitar 80 cm,” tuturnya. Banjir kali ini tak hanya menyebabkan kegiatan belajar mengajar dihentikan, tapi juga meneggelamkan sejumlah komputer dan rapor nilai milik kelas IX. “Ada 15 unit komputer yang terendam dan sebagian besar rapor nilai kelas IX basah,” imbuhnya. Hingga pukul 12.00, banjir masih menggenangi lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari lapangan upacara yang masih tergenang air. Kemudian, masih ada ruang kelas yang belum kering. “Rapor nilai yang terendam, terpaksa kami jemur agar segera kering dan bisa digunakan,” kata Sutisno. Melihat bencana ini, ia pun berencana akan mengusulkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk membangun benteng di sekeliling sekolah guna mencegah terjadinya bencana serupa di tahun-tahun yang akan datang. Sekolah ini terletak di sekitar aliran sungai, dan sewaktu-waktu jika air sungai meluap, bisa terendam banjir. “Kami akan mengusulkan pembangunan benteng keliling,” ungkapnya. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Drs E Rusmana MSi didampingi dua orang kepala bidang mengunjungi langsung sekolah tersebut. Dalam kunjungan singkatnya, E Rusmana melihat-lihat kondisi ruangan yang terendam banjir dan meminta kepala sekolah untuk menginventarisasi sejumlah kerusakan yang diakibatkan oleh banjir. “Silakan usulkan saja untuk membangun benteng, biar kita akan usahakan untuk anggaran tahun depan,” katanya. Ia juga mengimbau kepada seluruh kepala sekolah di Kabupaten Cirebon baik dari tingkat SD hingga SMA untuk menjaga dokumen-dokumen dan peralatan penting. Hal ini untuk menghindari terjadi bencana alam yang datang tiba-tiba, sehinggan dokumen itu tidak rusak ketika bencana datang. “Data guru, rapor nilai siswa dan perangkat komputer harus disimpan yang baik, jangan tercecer di lantai,” ucapnya. Tidak hanya SMPN 2 Pangenan yang terendam banjir, rumah warga yang ada di sekelilingnya pun ikut terendam. Menurut Kuwu Pengarengan, Sujati, ada 140 rumah milik warga yang terendam air banjir karena limpasan air sungai Singaraja. “Ada 4 blok yang terendam, yakni Blok Pagedangan, Pon, Kliwon dan Pahing,” Dijelaskan, banjir yang terjadi di Desa Pengarengan ini tidak terjadi setiap tahun. Namun, pada tahun 2010 lalu bencana yang sama dialami masyarakat. “Tahun ini lebih parah, biasanya ketinggian air cuma 30 cm, kali ini mencapai 50 cm,” jelasnya. Banjir kali ini murni disebabkan oleh faktor cuaca, karena kondisi sungai sudah baik karena sudah dilakukan pengerukan. Namun, ia meminta Pemkab Cirebon agar pinggiran sungai disender. “Untuk Singaraja belum tersentuh pembangunan senderan,” ungkapnya. Sementara Camat Pangenan Drs H Nanang S MM menjelaskan, selain Desa Pengarengan ada dua desa lagi yakni Desa Japura Lor sebanyak 30 rumah dan Desa Astanamukti 20 rumah. Sebenarnya banjir ini merupakan bajir kiriman, sehingga cepat surut. “Banjir malam, pagi surut,” jelasnya. Ia pun berencana untuk menyampaikan data dampak bencana banjir ini pada tim Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam musrenbang yang akan dilaksanakan esok hari (hari ini, red). “Kita akan sampaikan ke PSDAP untuk penataan sungai,” ucapnya. Terkait SMPN 2 Pangenan, ia pun mengusulkan agar dibangun benteng keliling guna pencegahan banjir. “Anggaran nanti kita konsultasikan dalam musrenbang,” pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: