KPK Tangkap Presiden PKS
Terseret Kasus Suap Impor Daging Sapi JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menangkap Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishak di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan, Rabu (30/1) malam sekitar pukul 23.30 WIB. Luthfi dijemput oleh beberapa penyidik KPK. Luthfi dijemput dengan menggunakan mobil Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi B 1031 UFS. Lutfi dibawa dari lantai 5 Kantor DPP PKS, lalu keluar lewat pintu belakang. Ada tiga penyidik KPK yang mengapit Luthfi di dalam mobil. Salah satu penjemput Luthfi adalah penyidik KPK, Novel Baswedan. Dengan menggunakan kemeja warna putih, Luthfi duduk di kursi tengah. Saat naik ke mobil, Luthfi mencoba mengumbar senyum kepada wartawan yang terus memantau proses penangkapan. Ia diapit oleh dua petugas dari pintu kanan dan pintu kiri mobil. Di depan juga terdapat petugas KPK bersama seorang sopir. Laju mobil Kijang Innova sempat melambat karena wartawan yang terus mengambil gambar. Suasana panas sempat terjadi ketika mobil Innova warna hitam yang membawa pentolan PKS itu meninggalkan gedung DPP PKS di TB Sumatupang. Pasalnya, salah seorang kader PKS berusaha menghalangi media yang ingin mengabadikan gambar anggota DPR RI itu. \"Woi, kasih jalan,\" teriak seorang kader PKS yang saat itu mengenakan kemeja warna putih, Rabu (30/1) malam. Sementara sebelum dijemput KPK, Luthfi terlebih dulu menggelar jumpa pers. Namun Luthfi justru meminta seluruh kadernya untuk menahan diri. \"Seluruh jajaran kader hendaknya semua menahan diri dan berdoa, serta tetap menyerahkan kepada Allah,\" kata Luthfi. Ia juga berpesan agar kader PKS terus membantu upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. \"Karena itu bisa merugikan negara dan menyengsarakan rakyat,\" tegasnya. Sebagai Presiden PKS, Luthfi mengaku tetap menghormati dan mengapresiasi para penegak hukum. Karenanya Luthfi akan bersikap kooperatif. \"PKS sebagai partai politik, dan saya sebagai presiden partai PKS, serta seluruh jajaran pengurus dan seluruh kader, kita menghormati dan mengapresiasi penegak hukum, utamanya KPK,\" jelasnya. Seperti diketahui, KPK telah menetapkan Luthfi sebagai tersangka penerimaan suap terkait penetapan kuota daging sapi impor tahun 2013. Penetapan tersangka terhadap pucuk pimpinan partai tersebut dilakukan setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan terhadap dua pengusaha dan seorang perantara suap sejak Selasa (29/1). \"Dari hasil gelar perkara disimpulkan telah ada dua alat bukti yang cukup untuk dikaitkan dengan LHI (Luthfi Hasan Ishaaq, red),\" kata Juru Bicara KPK di kantornya kemarin (30/1). Sejak Senin, penyidik menguntit Ahmad Fathanah, seseorang yang diduga sebagai orang dekat Luthfi. Fathanah lantas menuju kantor PT Indoguna Utama, perusahaan importer daging yang berkantor di Jalan Taruna Nomor 8, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Di situ, Fathanah ditemui dua Direktur PT Indoguna, Juard Effendy dan Arya Abdi Effendy. Di kantor tersebut terjadi penyerahan uang Rp1 miliar pada Selasa siang. Setelah menerima uang pecahan seratus ribuan tersebut, Fathanah meluncur ke Hotel Le Meridien. Di hotel berbintang lima di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat tersebut, pada pukul 20.20, Fathanah disergap penyidik KPK. \"Setelah kita memastikan uang diterima, kita lakukan penangkapan,\" ujar Johan. Di hotel itu, Fathanah sedang bersama Maharani, seorang mahasiswi Universitas Prof Dr Moestopo. Bersama Fathanah, Maharani turut digelandang ke Gedung KPK. Barang bukti berupa Rp1 miliar turut disita penyidik. Perinciannya, uang Rp980 juta dikemas dalam dua kantung kresek. Uang Rp10 juta sudah berada di dompet Fathanah. Sedangkan Rp10 juta sisanya berada di dompet Maharani. KPK juga menyita dua buah buku tabungan. Tim lain lantas bergerak untuk menangkap Juard Effendy dan Arya Abdi Effendy di rumah Arya di kawasan Cakung, Jakarta Timur tersebut. Keduanya juga dibawa ke Gedung KPK pada Selasa malam. KPK lantas melakukan interogasi maraton terhadap Juard, Arya, Fathanah, dan Maharani. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Juard dan Arya ditetapkan sebagai tersangka penyuap. Ia disangka melanggar pasal 5 ayat 1 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. KPK juga menetapkan Fathanah sebagai tersangka penerima suap. Berdasarkan pengembangan keterangan dan bukti-bukti yang dikumpulkan penyidik, KPK lantas menetapkan Luthfi Hasan Ishaaq menjadi tersangka. Selain sebagai Presiden PKS, Luthfi saat ini masih tercatat sebagai anggota DPR di Komisi I DPR. Importasi daging sapi sebenarnya adalah ranah Komisi IV yang membidangi pertanian dan peternakan. Namun KPK merasa memiliki cukup bukti keterlibatan Luthfi dalam penerimaan suap terkait izin importasi yang dilakukan Kementerian Pertanian tersebut. \"Yang pasti ada keterkaitan dan hubungan LHI dalam proses ini,\" katanya. Menurut sumber, uang Rp1 miliar tersebut baru merupakan komitmen awal fee pengurusan importasi daging. Total komitmen fee yang akan diberikan PT Indoguna adalah Rp40 miliar. KPK akan segera mengusut keterlibatan pihak di Kementerian Pertanian. DPP PKS langsung menggelar rapat internal di kantornya pasca operasi tangkap tangan digelar KPK. Rapat itu digelar sejak pukul 12.00 WIB. Luthfi memimpin langsung rapat yang berlangsung hingga pukul 21.30 WIB itu. Saat keluar dari ruang rapat, Luthfi yang mengenakan baju putih tidak berkomentar banyak. Dirinya mengaku ingin mempelajari terlebih dahulu apa yang disangkakan oleh KPK. \"Saya belum bisa ngomong, saya pelajari dulu apa yang terjadi,\" ujar Luthfi. Luthfi lantas berlalu memasuki lift untuk naik ke ruangannya. DPP PKS nampaknya tidak ingin berspekulasi bahwa inisial LHI yang disebutkan KPK sebagai tersangka menyasar kepada Presiden mereka. Anggota Komisi III DPR dari FPKS Indra menyatakan, inisial itu belum tentu menyasar kepada Luthfi. \"Yang disampaikan KPK inisial. Bisa iya bisa tidak. Kita di PKS tak mau berspekulasi,\" ujarnya. Indra menyatakan, dirinya percaya KPK akan bertindak profesional melakukan penyelidikan. Benar atau tidaknya saat ini terlalu dini untuk disikapi. \"Tidak ada rasanya untuk berandai-andai,\" ujarnya. Anggota Komisi III DPR dari FPKS lainnya Bukhori Yusuf menyatakan, rapat internal DPP PKS sama sekali tidak membahas hasil pemeriksaan KPK. Menurut dia, rapat ini adalah rapat rutin yang digelar setiap bulan. \"Kita sih tidak merasa dengan tudingan KPK,\" ujarnya. PT Indoguna selama ini dikenal sebagai importer yang mendapatkan jatah impor besar dari Kementerian Pertanian. Sejak Selasa malam (29/1), KPK menggeledah kantor PT Indoguna. KPK juga menyegel kantor tersebut. PT Indoguna adalah importer daging yang pada 2011 lalu mendapatkan tambahan kuota impor dari Menteri Peranian Suswono. Dari kantor PT Indoguna, KPK menyita dua buah CPU, serta berkas-berkas yang dikemas dalam satu kardus dan sekantung plastik warna merah. Pengacara PT Indoguna Panji Prasetyo turut menyaksikan penyitaan tersebut. Ia meminta KPK mempercepat proses pengusutan di kantornya. \"Kami mendukung KPK. Cuma kami minta KPK juga memperhatikan operasional kami karena yang disegel adalah ruang accounting yang berisi 40 orang. Jadi sekarang kelangsungan usaha klien kami terganggu,\" ujar Panji. (sof/bay)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: