Juventus vs AC Milan, Dicari: Pemutus Dominasi Bianconeri

Juventus vs AC Milan, Dicari: Pemutus Dominasi Bianconeri

ROMA – Italia selalu membosankan tiga musim terakhir. Juventus selalu mendominasi semua pesta juara domestiknya. Baik scudetto Serie A, ataupun juara Coppa Italia. Nah, itu yang akan berpotensi berlanjut pada musim ini setelah La Vecchia Signora sudah di penghujung pesta ke-34-nya musim ini.  Apalagi jika berhasil menekuk AS Roma di Olimpico, Roma, dalam giornata ke-37-nya, Senin dini hari nanti WIB (14/5). Pesta scudetto sudah pasti langsung terjadi. \'\'Kami juga ingin pecahkan rekor lainnya. Karenanya, trofi Coppa Italia pun bermakna penting bagi kami,\'\' klaim gelandang Juventus Miralem Pjanic, dalam situs resmi klub. Ya, Gianluigi Buffon dkk bakal memperpanjang dominasi juara Serie A dan Coppa Italia dalam empat musim beruntun. Itu rekor dominasi terpanjang juara domestik klub-klub di Italia. Rekor sebelumnya, tiga musim beruntun juga dicatatkan skuad besutan Massimiliano Allegri di musim lalu. Bahkan, Milan dua musim lalu juga gagal meredam dominasi Juventus saat tumbang 0-1 lewat babak perpanjangan waktu. Selain Milan, Lazio dua kali (2015 dan 2017) gagal meredam laju Juventus. \'\'Milan lawan yang sulit, apalagi setelah mereka menemukan keseimbangan pada era (Gennaro) Gattuso,\'\' sebut Pjanic. Milan-nya Gattuso baru sekali melawan Juventus. Namun, laga pada giornata 30 Serie A (31/3) itu, mereka menelan kekalahan 1-3 di Allianz Stadium, Turin. \'\'Mereka (Milan) ingin bisa memenangi trofi, dan kami ingin meraihnya empat musim beruntun. Ini bakal jadi seperti super  final,\'\' harap Pjanic. Di tangan Rhino, Milan membaik musim ini. Di Serie A misalnya. Milan yang semula di 14 laga Serie A di tangan Vincenzo Montella hanya mencatat 42,8 persen menang, berkembang jadi 50 persen menang ketika Gattuso kembali ke Milanello, per 27 Nopember. Media-media di Italia pun langsung mengaitkan sukses Gattuso pada Serie A 2010-2011. Saat itu, Gattuso jadi pencetak satu-satunya gol victory Il Rossoneri atas Juventus 1-0, di Turin. Bahkan, Football Italia menyebut, trofi Coppa Italia bakal jadi penanda awal era Gatttuso di Milan. \'\'Kami semua menginginkan trofi Coppa Italia. Meski, yang kami hadapi itu tim besar seperti Juventus,\'\' koar Gattuso, kepada Mediaset Premium. Maklum, Milan kali terakhir menjuarainya pada 2003. Dan, itu satu-satunya memori dari Coppa Italia yang dipunyai allenatore 40 tahun itu sepanjang berkostum Milan. Tren menang di dua giornata beruntun Serie A dijadikan Gattuso alasan mengapa skuadnya bakal mengimbangi Juventus. Hanya, diakui Gattuso, Bologna dan Hellas Verona jauh levelnya dari Juventus. \'\'Mereka faktanya lebih kuat. Tapi jangan gugup. Kunci memenangi duel ini sederhana, bermain cerdas,\'\' tambah Gattuso, sebagaimana dikutip situs resmi klub. Sama seperti Gattuso, konfidensi senada pun diungkapkan gelandang Giacomo Bonaventura. Ya Jack –sapaan akrab Bonaventura– adalah pemain pencetak gol penentu kemenangan Milan atas Juventus dalam Supercoppa Italia 2016 di Doha. Dia juga ingin mengulanginya lagi. \'\'Kami sudah beda dengan dua musim lalu, begitu pula Juventus. Tapi, dia (Gattuso) memompa motivasi kami untuk dapat mengalahkan mereka lagi,\'\' tutur gelandang 28 tahun tersebut seperti dikutip Premium Sport. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: