Dilema Macet dan Parkir Badan Jalan di Kota Cirebon
CIREBON - Jalur Pekiringan Kota Cirebon sudah dikenal menjadi kawasan yang padat kendaraan saat siang hari. Salah satu penyebabnya adalah parkir ganda. Juru parkir di kawasan itu mengaku tak bisa berbuat banyak. Hatam (35), salah satu juru parkir, mengaku sudah menyarankan kepada pengandara untuk tidak parkir ganda. Tapi, pengendara kadang ada yang memaksa dengan berbagai macam alasan. \"Bilangnya cuma sebentar,\" ucap Hatam, kepada Radar Cirebon. Tak hanya itu, pengendara juga tak mau parkir jauh-jauh dari toko yang akan dituju. Alasannya, barang yang dibeli banyak. Kalau sudah begitu, juru parkir tak bisa menolak. Parkir ganda pun tak terelakan. Dia menyadari Jl Pekiringan sudah padat. Seringkali tersisa hanya satu jalur untuk kendaraan yang melintas. Bahu jalan juga kerap digunakan untuk kendaran yang bongkar muat. \"Ya lahan parkir kan kecil, kendaraan yang parkir banyak,\" katanya. Meski ada operasi dari dinas perhubungan (dishub), namun ketertiban juga tidak berlangsung lama. Terlebih perilaku berlalu lintas juga belum bisa displin. Apalagi di kawasan itu, aktivitas kendaraan terbilang padat dan seringkali semrawut. Hatam saja, setiap hari bisa memarkir lebih dari 100 kendaraan. Itu belum juru parkir lainnya. Penghasilannya sekitar Rp 100 ribu per hari. Dari penghasilan itu, dia membayar retribusi kepada pemerintah rata-rata Rp 10 ribu/hari. \"Ya kalau lagi ramai bisa lebih dari itu setorannya,\" ucapnya. Busthoni (30), petugas parkir lainnya menyarankan, selain pengawasan rutin juga perlu ada penambahan lahan parkir. Dengan kondisi saat ini, lahan parkir yang ada di bahu jalan saja tidak cukup menampung kendaraan pengunjung toko di kawasan Pekiringan. \"Di sini kan banyak toko, lahan parkir bahu jalan tidak cukup menampung. Perlu ada lahan parkir lagi,\" ulasnya. Dia mengaku dilematis, ketika ada kendaraan yang parkir ganda. Untuk itu dia coba menerapkan cara lain. Misalnya, kendaraan yang parkir ganda, tidak boleh memasang rem tangan. Tujuannya, supaya bisa dipindahkan. \"Ya kita coba pakai cara itu, tapi kan tidak semua pengendara mau,” ucapnya. Tak dapat dipungkiri, lahan parkir di Kota Cirebon memang masih minim. Hal itu memaksa pengguna kendaraan memakai bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan. Di kawasan padat pertokoan, seperti Jalan Pekiringan, Jalan Pasuketan, Jalan Panjunan, Jalan Karanggetas, hingga Jalan Petratean kondisi jauh lebih parah. Itu lantaran bangunan pertokoan tidak memiliki lahan parkir. Tak pelak masalah ini pun kerap menimbulkan kemacetan. Pengamat Pemerintahan, Aep Syafruddin mengatakan pemerintah harus bisa memecahkan persoalan minimnya ketersediaan lahan parkir di luar badan jalan. Ini bisa menyelesaikan kemacetan di wilayah padat pertokoan. \"Bisa saja dengan membuat taman parkir dan gedung parkir. Ini nantinya bisa dimiliki oleh pihak swasta atau oleh pemerintah,\" tukasnya. Tak hanya itu, pemerintah juga seharusnya bisa menerapkan kebijkan untuk pembangunan kantor atau bangunan baru agar menyediakan lahan parkir yang memadai. Hal ini juga ada di produk perizinan khususnya analisa dampak lingkungan (amdal) lalu lintas. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: