Rilis Survei, Bamunas-Edo Ungguli Azis-Eti

Rilis Survei, Bamunas-Edo Ungguli Azis-Eti

INI pertama kalinya hasil survei Pilkada Kota Cirebon dipublikasikan untuk umum. Jumat malam (11/5) Indo Consulting Network mengumumkan survei mereka di salah satu rumah makan di Kota Cirebon. Hasilnya, pasangan calon (paslon) dengan nomor urut 1 Bamunas Setiawan Boediman-Effendi Edo (Oke) unggul atas paslon nomor urut 2 Nashrudin Azis-Eti Herawati (Pasti). Direktur Indo Consulting Network Whisnu Santosa dalam jumpa persnya mengatakan, responden lebih cenderung memilih pemimpin baru dibandingkan petahana. Yakni 75,5 persen responden memilih calon walikota dan wakil walikota yang belum pernah menjabat, 24,5 persen memilih petahana, dan 0,17 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Soal elektabilitas, Whisnu menyebutkan, 59,6 persen memilih Bamunas-Edo. Kemudian 40,3 persen memilih Nashrudin Azis-Eti Herawati, dan 0,2 persen tidak tahu atau tidak menjawab. “Walapun untuk popularitas, kedua paslon dikenal semua oleh responden. Untuk akseptabilitas, Bamunas-Edo lebih banyak disukai hingga 55,4 persen. Sedangkan Azis-Eti disukai 43,4 persen responden,” terangnya. Untuk kemantapan pilihan, sebanyak 58,73 persen masyarakat menjawab sudah mantap dengan pilihannya. Kemudian 41,10 persen menjawab masih mungkin berubah. Lalu 0,17 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Sedangkan dari yang belum menyatakan mantap memilih, 53,7 persen menyatakan memastikan pilihannya pada seminggu sebelum pemilihan. Kemudian 46,3 persen tidak memberikan jawaban atau menjawab tidak tahu. Menurut Whisnu, survei dilakukan mulai 23-30 April 2018 di Kota Cirebon. Adapun survei dengan metode sampel dipilh secara random dengan teknik multistage random sampling. Jumlah respondennya sebanyak 600 dengan margin of error sekitar 4,0 persen pada tingkat keepercayaan 95 persen. Bahkan untuk quality control dengan melakukan cek ulang di lapangan (spot check) sekitar 20-30 persen dari total data masuk untuk menjamin akurasi data. “Dan hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama pengambilan data,” katanya. Masih kata Whisnu, untuk teknis penarikan sampel menggunakan teknik multi stage random sampling  populasi kelurahaan di Kota Cirebon berdasarkaan data KPU. Setiap kelurahan dipilih sebanyak 2 RW dengan cara random dan masing maisng RW dipilh secara random 5 kepala keluarga (KK). Dan KK terpilih, dipilih secara random satu orang dewasa laku-laki atau perempuan.  Whisnu menjelaskan, ketika ditanya soal gender dari kandidat pasangan walikota dan wakil walikota, sebanyak 42,5 persen menginginkan laki-laki, 17,5 persen menginginkan perempuan dan 13,4 persen menjawab tidak tahu. Survei juga mengajukan pertanyaan tentang kinerja pemerintahan. Untuk bidang pendidikan 61,87 persen tidak puas dan 38,13 persen menyatakan puas. Bidang kesehatan 68,42 persen menyatakan puas dan 31,58 menyatakan puas. Bidang kependudukan 64,37 persen menyatakan tidak puas  dan 35,63 persen puas. Bidang pemuda dan olah raga sebanyak 74,08 persen menyatakan tidak puas dan 25,92 menyatakan puas. Yang mencolok justru bidang pariwisata. Sebanyak 88,79 persen menyatakan tidak puas, sedangkan 11,21 persen menyatakan puas. Bidang kebersihan 94,7 menyatakan tidak puas dan 5,27 menyatakan puas, bidang transportasi 76,71 persen menyatakan tidak puas dan 23,29 persen menyatakan puas. Untuk bidang infrastruktur, 56,87 persen menyatakan tidak puas, sebanyak 43,13 persen menyatakan puas. Bidang ekonomi 46,27 menyatakan tidak puas, 53,73 menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan. Adapun faktor yang memengaruhi kegagalan kinerja wali kota dan wakil walikota, KKN sebesar 12,0 persen, karena tertutupnya aspirasi sebesar 6,1 persen dan lainnya 47,4 persen, serta tidak jawab atau tidak tahu sebesar 40,1 persen. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: