Jelang Asian Games, Petani Indramayu Waswas

Jelang Asian Games, Petani Indramayu Waswas

INDRAMAYU – Penyelenggaraan Asian Games 2018 berimbas kepada para petani di Indramayu. Lantaran Bendung Rentang Jatitujuh dipergunakan untuk venue cabang olahraga Canoe Slalom atau Perahu Kano, petani pun dibuat waswas. Sebagaimana diketahui, bendung rentang yang berlokasi di Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, menjadi sumber andalan untuk memasok kebutuhan air puluhan ribu hektare sawah khususnya di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar). Petani khawatir pasokan tidak akan optimal kendati dijamin tidak akan mengganggu suplai air ke wilayah Kabupaten Indramayu. “Terus terang petani kami waswas suplai air dari Bendung Rentang bakalan tersendat,” ucap Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono Batak, kepada Radar Indramayu.  Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Saat ini saja ketika Bendung Rentang belum dipergunakan untuk venue Sea Games alias masih masa persiapan pasokan air sudah mulai berkurang. Suplai air baik dari saluran BP 1-21 maupun CPL 1-5 dirasakan menurun drastis. Dampaknya puluhan areal persawahan di wilayah Kecamatan Kandanghaur, Kroya, Terisi, Gabus Wetan dan Cikedung terancam tidak bisa ditanami. Di wilayah Kecamatan Kandanghaur saja, sedikitnya 10 hektare lahan persemaian mati kering. Petani disana merugi jutaan rupiah dan mulai berpikir untuk menganggurkan sawahnya demi mencegah kerugian lebih besar. “Kami mendukung event Asian Games, tapi mohon pasokan air jangan sampai habis. Kasihan petani kami,” pinta Waryono. Dia pun berharap agar stakeholder pertanian di Kabupaten Indramayu melakukan pengawalan ekstra pasokan air sampai dengan momen Asian Games berakhir. Karena musim tanam gadu rawan adanya rebutan maupun penghadangan air oleh para petani. Sebelumnya, Camat Kandanghaur Iim Nurohim membenarkan sebagian besar areal persawahan di wilayahnya mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi rentang. Namun, karena adanya perhelatan Asian Games suplai air yang dikirim berkurang. \"Sudah dirasakan petani kita. Mereka kesulitan mendapatkan air,\" ujarnya. Iim menjelaskan, dari luas 6.200 hektare sawah di Kecamatan Kandanghaur, sekitar seluas 2.000 hektare sudah mulai digarap untuk masa tanam gadu. Karena pasokan air tidak bisa didapat secara maksimal, petani terancam tidak bisa menanam padi. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: