Petani Bawang di Kabupaten Cirebon Diteror Ulat Grayak

Petani Bawang di Kabupaten Cirebon Diteror Ulat Grayak

CIREBON–Sejumlah petani bawang di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan mengeluhkan masifnya serangan ulat grayak yang semakin menjadi setiap harinya. Kondisi tersebut dikhawatirkan berimbas pada hasil panen petani yang menurun saat musim panen nanti. Toro (40), salah satu petani yang ditemui Radar Cirebon di Desa Karangwangun mengatakan, jika sudah beberapa minggu terakhir, lokasi lahan bawangnya diteror dengan keberadaan ulat grayak. “Setiap sore saya keliling, saya lihat kondisi tanaman. Kalau yang kena ulat pasti kelihatan daunnya. Meskipun segar, tapi biasanya ada lubang dan bagian ujungnya berwana kuning,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Ulat tersebut menurut Toro, mempunyai ciri berwarna hijau dengan tubuh kecil dan kerap ditemukan di bagian dalam daun. Sudah berkali-kali disemprot dengan berbagai obat, namun ulat tersebut tergolong hama yang kuat dan bandel. “Sudah saya semprot, tapi memang ulat ini sulit. Cara yang paling manjur ya daun yang ada ulatnya dipotong dan dibuang, biar tidak menyebar ke tanaman yang sehat,” imbuhnya. Akibat gangguan ulat itu, sangat mempengaruhi hasil panen. Belajar pada pengalaman sebelumnya, penurunan yang terjadi akibat serangan ulat tersebut cukup signifikan. “Normalnya kalau sedang bagus bisa sampai 12 ton tiap hektare. Tapi kalau kena ulat begini, pertumbuhan umbi bawang menjadi terhambat, dan bawang tidak bisa besar. Sehingga mempengaruhi timbangan, paling banter 8 ton sudah bagus kalau lagi keserang ulat,” jelasnya. Sementara itu, petani lainnya, Muslih mengatakan, harga bawang saat ini sedang bagus. Di beberapa pengepul atau bandar bawang, harga perkilogram bawang dengan kualitas bagus bisa sampai Rp20-22 ribu.“Sekarang harganya lumayan bagus, tapi tanaman kita lagi kena serangan ulat. Kita diteror ulat,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: