Membedah Calon Lawan Indonesia di Thomas Cup 2018

Membedah Calon Lawan Indonesia di Thomas Cup 2018

Dari pengurus PP PBSI, pelatih hingga pemain, semua sepakat menyebut bahwa Jepang dan Tiongkok sebagai calon lawan berat yang bakal menyusahkan Indonesia. Namun, mereka semua tetap optimistis melihat peluang yang tersedia saat ini. ***** WAJAH-WAJAH penuh ketegangan masih terlihat jelas di raut muka para pemain dan pelatih tim putra dan putri Indonesia sebelum bertolak ke Bangkok, Thailand, kemarin (16/5). Sesekali, senyum ringan sedikit menutupi ketegangan tim Indonesia. Wajar saja, beban berat sudah pasti disandang delegasi bulu tangkis Indonesia tersebut. Sebab, sudah 16 tahun lamanya, Piala Thomas tidak lagi singgah ke Jakarta. Penasaran 16 tahun tersebut sebenarnya hendak diselesaikan dua tahun lalu di saat turnamen berlangsung di Tiongkok. Sayangnya, saat itu, Indonesia kalah dari Denmark di babak pemungkas. Kali ini, semua elemen tim Thomas sudah bersiap. Jonatan Christie, salah satu andalan tunggal putra Indonesia mengaku antusias untuk berjuang bersama tim. Namun, melihat persaingan yang ada, Indonesia harus berjuang terlebih dahulu di fase grup. Mereka akan menghadapi Korea Selatan, Kanada dan tuan rumah Thailand. Di atas kertas, kemungkinan besar hanya Korea Selatan dan Thailand yang akan memberikan perlawanan berat bagi Indonesia. “Tetapi kami tidak boleh lengah, tunggal putra Thailand juga cukup ketat kalau ketemu kami,” ujar Jojo, sapaan Jonatan. Secara keseluruhan, lawan terberat bagi Indonesia yakni Jepang dan Tiongkok. Khusus Jepang, kembalinya Kento Momota ke persaingan tunggal putra dunia menjadi satu hal yang patut diwaspadai. Padahal, pemain yang sempat menjadi juara Indonesia Open 2015 itu sempat mendapatkan hukuman larangan berkiprah di bulu tangkis selama April 2016 hingga Mei tahun lalu. Selain Momota, Jepang mengandalkan Kenta Nishimoto, Kazumasa Sakai, dan Kanta Tsuneyama. Sakai yang pernah berlatih di tim Tangkas Jakarta juga menjadi sosok yang patut diwaspadai. Kekuatan tunggal putra Jepang bakal ditunjang dengan performa ganda putra mereka. Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang nangkring di peringkat 5 BWF akan menjadi motor ganda putra Jepang. Sementara itu, Tiongkok tidak kalah komplet. Mereka menurunkan skuad utama, berbeda ketika mereka kalah di final Kejuaraan Beregu Asia, Februari lalu di Alor Setar, Malaysia. Hendra Setiawan menyebut, Tiongkok menjadi salah satu ancaman serius selain Jepang. Tunggal putra Tiongkok kembali mengandalkan pemain veteran, Lin Dan, juga Chen Long. Kinerja mereka bakal didukung Shi Yuqi dan Qiao Bin yang usianya relatif muda. Di sektor ganda putra, Liu Cheng/Zhang nan dan Li Junhui/Liu Yuchen merupakan pasangan yang cukup kuat. “Secara keseluruhan Tiongkok lebih merata kekuatannya, mereka solid,“ terangnya. Di sisi lain, Denmark bisa saja memberikan kejutan. Meskipun pasangan Mathias Boe, Carsten Mogensen yang turun di ganda putra dipastikan absen pada edisi kali ini, ganda putra pelapis tim Dinamit -julukan Denmark- juga cukup kompetitif. Terlebih lagi, pada tunggal putra, Viktor Axelsen yang berada di peringkat 1 BWF bakal memimpin pemain lain untuk bisa kembali bersaing di panggung juara. Seperti halnya yang mereka perlihatkan dua tahun lalu di Kunshan, Tiongkok. (nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: