Belanja Pakai Uang Mainan, Miskati Urusan dengan Polisi

Belanja Pakai Uang Mainan, Miskati Urusan dengan Polisi

KUNINGAN-Ada-ada saja kelakuan Miskati (40) warga Desa Tembong, Kecamatan Maleber, yang harus berurusan dengan polisi karena berbelanja menggunakan uang mainan. Kejadian tersebut berlangsung pada hari meremaan menjelang puasa Rabu lalu (16/5). Saat itu Miskati berbelanja jeruk di salah satu kios buah Pasar Kepuh Kuningan dan membayarkan uang pecahan Rp100.000 untuk 1 kilogram jeruk yang dibelinya. Pedagang buah tersebut terkejut saat menerima uang dari Miskati yang mempunyai bentuk berbeda dan permukaan lebih halus. Tentu pedagang tersebut kaget dan menanyakan kepada Miskati. \"Uang apa ini bu,\" ujar pedagang tersebut. Rupanya perbincangan pedagang jeruk dengan Miskati tersebut terdengar oleh petugas Pasar Kepuh yang tengah berdiri tak jauh dari kios buah tersebut. Dengan sigap petugas pasar tersebut pun langsung menghampiri dan menanyakan permasalahan yang terjadi. Petugas pun sempat terkecoh saat melihat uang tersebut dan menduga uang palsu sehingga seketika menggelandang Miskati ke kantor sekaligus melaporkan kepada pihak kepolisian. Anggota Bhabinkamtibmas setempat yang tiba di lokasi pun langsung menginterogasi Miskati. Tak lama kemudian petugas dari Polsek Kuningan datang dan langsung membawanya ke Mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan petugas, ternyata ditemukan dua lembar uang serupa di dompet kecil milik Miskati yaitu pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Namun bukan uang palsu yang ditemukan petugas, melainkan uang mainan yang biasa dimainkan anak-anak. Sepintas uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 milik Miskati tersebut memang terlihat mirip aslinya. Namun saat diraba, sangat terasa perbedaannya karena permukaan uang kertas tersebut lebih halus. Lucunya lagi, saat uang tersebut dibalik terdapat tulisan \"Uang Mainan\". Atas temuan tersebut, Kanit Reskrim Polsek Kuningan Iptu Asep pun hanya bisa tertawa terkekeh. Terlebih dari hasil pemeriksaan ternyata Miskati tak bisa baca tulis dan mendapatkan uang tersebut dari tetangganya. \"Ibu Miskati ini tidak bisa membaca dan belum pernah pegang uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Ketika ada tetangganya yang memberikan uang mainan, dikiranya uang asli dan membelanjakannya untuk persiapan munggahan,\" kata Asep kepada Radar Kuningan. Dalam keterangannya kepada polisi, Miskati juga mengaku sempat berbelanja daging ayam sebanyak setengah kilogram dan beberapa bumbu masak. Namun demikian, semua barang kebutuhan tersebut dibelinya dengan uang asli. \"Anggota sudah mengecek satu persatu pedagang yang barangnya dibeli Miskati, dan mengaku uang yang dibayarkan asli. Hanya saat membeli jeruk Miskati membayarnya dengan uang mainan, sehingga akhirnya sampai di sini,\" ujar Asep. Atas hal tersebut, kata Asep, pihaknya pun menganggap kejadian tersebut karena ketidaktahuan Miskati. Tidak ditemukan ada unsur kesengajaan dari Miskati menyebarkan uang mainan tersebut untuk mengelabui pedagang, melainkan karena mengira uang tersebut asli. \"Karena uang tersebut jelas-jelas mainan, bukan uang palsu, yang dicetak pabrik untuk mainan anak-anak. Miskati yang ternyata tidak tamat SD tidak tahu uang tersebut ternyata adalah mainan, karena keterbatasannya tidak bisa baca tulis kemudian membelanjakan uang tersebut. Atas pertimbangan tersebut, maka pemeriksaan Miskati pun tidak kami lanjutkan dan membolehkan dia pulang. Kasihan,\" ujar Asep. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: