Penangkapan Terduga Teroris di Cirebon, Kang Zaman: Ini Bukan Terakhir

Penangkapan Terduga Teroris di Cirebon, Kang Zaman: Ini Bukan Terakhir

HEBOH penangkapan dua terduga teroris di Cirebon kemarin diyakini bukanlah yang terakhir. Nama Cirebon diprediksi bakal terus terseret persoalan terorisme. Hal itu disampaikan Komandan Densus 99 Asmaul Husna PP GP Ansor, Mohammad Nuruzzaman. Mantan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Cirebon tersebut mengatakan, Cirebon punya sejarah panjang terkait aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Bahkan beberapa peristiwa teror yang mengguncang dunia, seperti bom Bali, sempat menyeret Cirebon dalam pusaran kasus tersebut. “Saya yakin setelah penangkapan hari ini (kemarin, red) akan ada penangkapan-penangkapan lainnya. Saya yakin sekali bahwa ini tidak akan berhenti. Cirebon punya kisah kelam yang panjang dengan aksi terorisme,” ujar pria yang akrab disapa Kang Zaman itu. Dijelaskan Kang Zaman, saat terjadi kasus bom Bali, nama Cirebon sempat muncul meskipun saat itu bukan sebagai pelaku utama. Ketika itu salah satu pelaku diketahui pernah mengajar di salah satu lokasi di Kabupaten Cirebon. “Dari kasus bom Bali kemudian nama Cirebon sering sekali disebut dan dikaitkan pada setiap aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Kita harus jujur mengakui ini. Dengan begitu, kita tahu dan paham betul kondisi yang terjadi saat ini. Sekali lagi kita harus jujur jika Cirebon sudah sedemikian kompleksnya, khususnya untuk persoalan terorisme,” imbuhnya. Kang Zaman mengaku tidak kaget saat ada informasi terjadi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Cirebon. Hal tersebut sudah ia perkirakan jauh-jauh hari sebelumnya. “Selama masih ada persoalan intoleransi, Cirebon tidak akan pernah bebas dari persoalan terorisme,” tegas pria yang tinggal di Ponpes Babakan Ciwaringin itu. Menurutnya, program deradikalisasi pelaku teroris yang dijalankan pemerintah harus serius dan fokus terhadap sejumlah eks terpidana kasus teror yang saat ini sudah menghirup udara bebas, termasuk di Cirebon. Menurut Kang Zaman, sebagian aksi teror di Indonesia, selain dilakukan orang-orang baru hasil rekrutan, tidak jarang ada eks narapidana terorisme (napiter) yang aktif kembali karena program deradikalisasi tidak berjalan dengan baik. “Mereka yang dulu terlibat bom di Mapolresta Cirebon saat ini sudah bebas. Harus terus dipantau. Seperti apa perkembangannya. Apakah mereka aktif kembali atau untuk sementara menjadi sel tidur yang sewaktu-waktu bisa aktif dan bersifat agresif. Ini tidak boleh main-main. Sekali lagi, harus serius,” jelasnya. Fakta menarik lainnya, lanjut Kang Zaman, teroris yang ditangkap setelah melancarkan serangan di Polda Riau memberikan keterangan yang mengejutkan. “Pelaku mengaku memperoleh dana dari pegawai BUMN. Ini terjadi dan ini benar. Harus segera disikapi. Bibit-bibit radikalisme dan terorisme sudah masuk ke sendi-sendi pemerintahan, baik melalui BUMN ataupun lainnya. Jangan lengah,” tandasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: