Ramadan Tiba, Pengamen Dadakan Menjamur

Ramadan Tiba, Pengamen Dadakan Menjamur

INDRAMAYU-Lazimnya setiap Ramadan tiba, pengemis musiman menjamur bak cendawan di musim hujan. Demikian pula dengan pengamen dadakan; keberadaannya meningkat hingga berlipat-lipat. Meningkatnya jumlah pengamen dikeluhkan para pedagang maupun warga di sepanjang jalan raya Patrol-Anjatan. Kendati meresahkan, para pedagang mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. “Mau gimana lagi ya? Namanya juga orang ngamen,” keluh Wati salah seorang pedagang. Saban hari, dia mengaku rata mengeluarkan uang hingga Rp 10 ribu untuk memberikan sumbangan baik kepada pengemis maupun pengamen yang mampir ke tempat usahanya. “Supaya adil, tak kasih rata-rata seribu perak,” sebutnya. Bahkan, Wati sampai tahu betul jam operasi para pengamen dan pengemis itu. Yaitu, mulai beraksi sekitar pukul 10.00 sampai pukul 13.00 WIB. Rehat sejenak, mulai marak lagi sekitar pukul 2 siang sampai menjelang magrib. Dia mengaku miris lantaran profesi pengamen itu bukan hanya dilakukan orang dewasa, melainkan juga anak-anak yang berasal dari luar kecamatan. “Kalau bisa yang ini ditertibkan. Jika dibiarkan saja, nanti jumlahnya makin banyak. Nanti malah males sekolah, pengennya jadi pengamen,” pintanya. Tidak hanya menyasar toko, warung atau penjual makanan dipinggir jalan raya. Para pengamen dadakan juga tampak beroperasi dipelosok-pelosok kampung. Saking banyaknya, persaingan antar grup pengamen tak terelakkan. Ini dilihat dari kostum dan alat musik yang digunakan. Kostum yang digunakan beraneka macam. Ada Wengwe-wengwean, Berokan maupun Ondel-ondel. Sambil berjoget riang, mereka mendatangi rumah-rumah penduduk secara door to door untuk meraup sedekah dari warga. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: