Sayuran Impor Banjiri Pasar Tradisional di Indramayu

Sayuran Impor Banjiri Pasar Tradisional di Indramayu

INDRAMAYU–Ribut-ribut Tenaga Kerja Asing (TKA) rupanya tak terlalu membuat terkejut para pedagang sayuran di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar). Pasalnya, sebelum orang-orang asing masuk, sayuran impor telah lebih dulu membanjiri pasar-pasar tradisional. Sama halnya dengan TKA, berbagai jenis sayuran impor mayoritas berasal dari Tiongkok. “Kebanyakan sayuran impor itu dari Cina,” ungkap Endang salah seorang pedagang di Pasar Induk Sayuran (PIS) Patrol. Dia menyebut, jenis sayuran impor yang membanjiri pasar di antaranya bawang putih, wortel, kentang dan berbagai jenis kacang-kacangan. Aneka sayuran impor itu sudah masuk sejak lama, namun keberadaannya tampak  dominan saat terjadi kenaikan harga gila-gilaan sayuran lokal diawal-awal bulan puasa lalu. “Waktu harga sayuran lokal naik tajam, sayuran impor langsung masuk,” ucapnya. Endang tak menampik, sayuran impor cukup banyak peminatnya. Ini lantaran tampilannya yang menarik, kualitas baik dan harganya terpaut jauh dengan harga sayuran lokal. Semisal bawang putih impor yang dijual sekitar Rp13 ribu/kg, lebih murah dari bawang putih lokal berkisar Rp17-18 ribu sekilo. “Pedagang juga senang jualnya. Karena modal sedikit dan harga jualnya relatif stabil,” ujar dia. Atim pedagang lainnya memperkirakan, sayuran impor kemungkinan besar akan menguasai pasar tradisional. Hal itu akan terjadi jika pemerintah tidak mampu mengendalikan kran impor dan petani sudah merasa kalah bersaing. Apalagi dari sisi harga dan kualitas, sayuran impor jauh lebih baik. “Sebagai perbandingan, kualitasnya sama dengan sayuran lokal yang diekspor keluar negeri,” terangnya. Dia tidak bisa menyalahkan banjirnya sayuran impor di pasar-pasar tradisional. Ini karena kebutuhan sayuran cenderung meningkat, sementara di sisi lain produksi petani lokal kerap terhambat oleh iklim, gagal panen dan bersifat musiman. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: