Kekeringan Mulai Teror Kabupaten Cirebon

Kekeringan Mulai Teror Kabupaten Cirebon

CIREBON-Sejumlah lahan pertanian di berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon terancam kekeringan. Kondisi tersebut terjadi, karena minimnya pasokan air dan banyaknya lahan tadah hujan yang belum terkoneksi saluran irigasi. Faktor hujan yang sudah mulai jarang turun, membuat ketersediaan air di saluran-saluran irigasi terdekat semakin menipis. Sehingga membuat para petani semakin kewalahan. Terlebih, saat ini usia tanaman padi sudah memasuki usia tanam sebulan dan dua bulan, yang memerlukan kecukupan air. Jika tidak, maka risikonya adalah tanaman padi akan gagal tumbuh, dan jika tumbuh pun, maka provitasnya akan menurun drastis. Bari, salah satu petani yang ditemui Radar Cirebon di Desa Kalimeang, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon mengatakan, jika kondisi kekurangan air untuk pertanian yang terjadi di desa tersebut sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir. “Petani saat ini kesulitan air. Ketersediaan air begitu sulit. Untuk memompa air dari saluran irigasi saja harus setiap hari. Paling tidak, sehari itu butuh 7 liter BBM baru cukup, ya sekitar Rp70 ribu itu setiap hari,” ujarnya. Saat ini, lanjutnya, proses pemompaan air yang dilakukan petani harus dilakukan setiap hari sampai umur atau usia tanaman padi setidaknya sudah tiga bulanan, atau tanaman padi sudah siap panen. “Kalau kondisi seperti ini, kita mau tidak mau, bisa atau tidak bisa terpaksa harus pakai pompa. Kalau tidak ya rusak tanaman kita. Ini (pompa air, red) harus dilakukan sampai waktu panen tiba. Kalau ada air datang, kita sampai rebutan, kita diteror air,” imbuhnya Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Dr Ir H Ali Effendi MM kepada Radar Cirebon mengatakan, jika saat ini wilayah Kabupaten Cirebin sudah mulai memasuki musim kemarau. Namun sampai sekarang, dirinya belum menerima informasi terjadinya kekeringan. “Kalau untuk potensi kekeringan ada. Kalau untuk terjadinya kekeringan mungkin belum. Wilayah yang berpotensi kekeringan itu Suranenggala, Gunung Jati, Mundu dan Losari,” jelasnya. Ali pun yakin, jika kekeringan yang terjadi saat musim kemarau tidak akan menurunkan provitas hasil panen tanaman padi. Untuk tiap hektare-nya masih diperkirakan berada di angka 6,6 ton. “Saya yakin tidak mengurangi hasil panen,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: