Banjir Rob Rendam 5 Kecamatan di Indramayu

Banjir Rob Rendam 5 Kecamatan di Indramayu

INDRAMAYU – Banjir rob yang terjadi di wilayah Kabupaten Indramayu, Rabu (23/5) ternyata merendam lima kecamatan. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, terdapat lima wilayah kecamatan yang terendam banjir rob, yaitu Juntinyuat (Desa Limbangan dan Dadap), Indramayu (Desa Karangsong), Cantigi, Kandanghaur, dan Sukra. BPBD juga mencatat, rob telah merendam sebanyak 500 rumah warga dengan total penduduk ribuan jiwa. “Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah mengingat masih ada wilayah yang belum terdata,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Drs Edi Kusdiana MM, Kamis (24/5). Edi mengatakan, BPBD belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa. Rob hanya membuat sejumlah rumah rusak akibat terkikis dan terhantam air. Edi mengatakan, pendataan korban rob juga terus dilakukan bekerja sama dengan pemerintah kecamatan setempat. Untuk mencegah hal yang tak diinginkan, BPBD telah mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Edi mengatakan, BPBD juga telah menyiagakan anggotanya di titik lokasi terdampak rob dan membuat posko di balai desa setempat. Kondisi sedikit parah melanda dua desa di Kecamatan Juntinyuat yakni Desa Dadap dan Limbangan. Camat Juntinyuat Nurul Huda mengatakan, terparah rob terjadi di Desa Dadap karena membuat 15 rumah warga roboh. “Semua korban rumah roboh sudah kami laporkan kepada bupati Indramayu,” ujar Nurul. Rob merendam 40 persen permukiman warga di Dadap dan 80 persen permukiman di Limbangan. Warga terdampak rob di Desa Dadap telah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Pasalnya dikhawatirkan akan terjadi rob susulan. Kendati sudah surut, Nurul tetap mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan hati-hati. Dirinya pun sejauh ini terus memantau perkembangan banjir rob di wilayah Juntinyuat sambil terus berkoodinasi dengan pemerintah desa dan BPBD Indramayu. Kuwu Dadap Kecamatan Juntinyuat, Asyriqin SW mengatakan, banjir rob dan abrasi memang menjadi persoalan serius yang menghantui warganya. Menurutnya, solusi yang harus dilakukan adalah dengan membangun break water yang menjorok ke laut, bukan di sepanjang pantai. Namun yang menjadi persoalan adalah masalah biaya yang mencapai puluhan miliar. “Pembangunan break water harus yang menjorok ke laut agar bisa memecah gelombang. Karena biayanya sangat besar, tentunya butuh anggaran dari provinsi dan pusat. Kami berharap peran wakil rakyat kita yang ada di provinsi maupun pusat untuk bisa menjembatani,” ujarnya. Di wilayah Karangsong Indramayu, banjir rob merendam puluhan kios milik warga di Kawasan Wisata Karangsong. Ketinggian air bervariasi mulai dari 10 hingga 25 sentimeter. Selain itu banjir juga merendam sejumlah empang milik warga setempat. Tak ayal ikan yang ada di empang pun hanyut terbawa air. Raswadi (33) salah seorang warga menuturkan, dapur rumahnya terendam air sekira 5 sentimeter. Menurutnya, rob sudah melanda sejak Rabu malam. Saat rob pertama kali terjadi angin kencang pun melanda wilayah Karangsong. Dia pun kini tengah bersiaga guna mengantisipasi adanya banjir susulan. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: