Indonesia Dikalahkan Tiongkok, Gagal ke Final Thomas Cup 2018

Indonesia Dikalahkan Tiongkok, Gagal ke Final Thomas Cup 2018

BANGKOK – Perjuangan tim Thomas Cup Indonesia akhirnya berhenti di babak semifinal. Anthony Sinisuka Ginting dkk menyerah 1-3 oleh Tiongkok di Impact Arena, Bangkok, tadi malam (25/5). Indonesia hanya bisa mengambil poin dari ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Manajer Tim Thomas-Uber Cup Indonesia Susy Susanti menyatakan, pertandingan tadi malam semestinya final ideal. Indonesia kurang beruntung dalam drawing perempat final. ’’Kalau dilihat kekuatan tim, Tiongkok memang yang paling merata dan paling kuat. Kalau bertemu Jepang atau Denmark, peluang menang Indonesia lebih besar,’’ kata Susy. Menurut Susy, para pemain sudah berjuang maksimal dan memberikan perlawanan yang luar biasa kepada Tiongkok. Meskipun dari ranking dan pengalaman masih tertinggal jauh. ’’Anthony tadi punya peluang. Jonatan Christie juga bisa ambil satu game,’’ ujar peraih emas Olimpiade 1992 di Barcelona itu. Lagi-lagi, kata Susy, kematangan pemain-pemain muda Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Di sisi lain, rata-rata pemain mengeluhkan angin yang bertiup cukup kencang dari timur. Bagi Susy, soal lapangan memang menjadi salah satu faktor yang menyulitkan. ’’Tapi, itu tidak bisa dijadikan alasan. Lawan juga mengalami. Memang dari kondisi itu dibutuhkan kematangan dan pengalaman untuk mengantisipasi kondisi lapangan,’’ kata istri Alan Budikusuma itu. Pada pertandingan tadi malam, Indonesia tertinggal lebih dulu setelah tunggal pertama Anthony Sinisuka Ginting tak berdaya melawan Chen Long. Ginting kalah dua set langsung 20-22, 16-21. Chen Long, peraih emas Olimpiade Rio 2016, benar-benar menunjukkan kapasitas sebagai pemain top dunia. Ginting bukan berarti tak memberikan perlawanan. Pada set pertama, dia bisa mengejar ketertinggalan meskipun skor terpaut jauh. Pemain yang memang dikenal tahan bermain reli itu bisa memaksa Chen Long deuce. ’’Lawan memang bagus sekali tadi. Set kedua saya tidak bisa mengembangkan permainan,’’ ujar Ginting. Indonesia menyamakan kedudukan melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan yang dijuluki The Minions tersebut mengalahkan Liu Cheng/Zhang Nan dalam rubber game 12-21, 21-17, dan 21-15. Di set pertama, pengembalian bola Marcus/Kevin sering keluar. ’’Terus terang kami terkejut dengan angin yang lebih kencang dari sebelumnya. Ini di luar dugaan,’’ kata Kevin setelah pertandingan. Pada set kedua, dalam posisi kalah angin, Marcus/Kevin bisa unggul meski beberapa kali servisnya gagal. Setidaknya di set kedua dan ketiga, Marcus/Kevin enam kali gagal melakukan servis. Ditambah sekali dinyatakan fault. ’’Itu juga faktor angin. Bola tiba-tiba tidak sampai,’’ tutur Marcus. Bukan hanya Marcus/Kevin yang bermasalah dengan servis. Lawannya, Liu Cheng/Zhang Nan, juga kerap gagal melakukan servis. Terutama Zhang Nan yang servisnya kerap tidak sampai ke kotak permainan lawan. Setelah bertanding, Liu Cheng/Zhang Nan enggan diwawancarai wartawan. Termasuk dengan wartawan dari Tiongkok. Dia hanya mau wawancara dengan official broadcast sebagai kewajiban seluruh pemain setelah bertanding. Indonesia sebenarnya berpeluang unggul saat Jonatan Christie bisa menang pada set pertama atas Shi Yuqi 21-18. Sayang, pada set kedua, Jojo –sapaan Jonatan Christie– justru tertinggal jauh. ’’Set pertama saya kalah angin. Jadi, lebih bisa mengontrol bola dan menguras tenaga dia. Set kedua, dia berpikir sama dengan saya seperti saat set pertama,’’ kata Jojo. Pada set ketiga, Jojo sebenarnya unggul 6-2. Namun, Jojo terkunci di angka tersebut dan justru kemudian berbalik. ’’Seharusnya saya bisa menjaga keunggulan. Itu yang saya sesalkan,’’ kata Jojo. Sebenarnya, Jojo cukup yakin bisa mengalahkan Shi Yuqi. Sebab, pada pertemuan sebelumnya, Jojo bisa menang saat final Badminton Asia Team Championships (BATC) Februari lalu di Alor Setar, Malaysia. ’’Dia sekarang lebih percaya diri. Mungkin karena baru saja juara All England,’’ ujar pemain yang kini menempati ranking ke-11 dunia itu. Partai semifinal lainnya antara Denmark dan Jepang juga berlangsung ketat. Tunggal pertama Jepang Kento Momota secara mengejutkan menumbangkan pemain nomor satu dunia Viktor Axelsen. Dia menang mudah 21-17, 21-9. (*/c19/nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: