Kader HMI Korban Pemukulan Tidak Meninggal
UPAYA memperkeruh suasana sedang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Mahasiswa yang menjadi korban pemukulan polisi ketika berdemonstrasi di depan Istana Negara saat peringatan 20 tahun reformasi disebut meninggal. Padahal, yang bersangkutan masih menjalani pengobatan. Entah dari mana datangnya kabar hoax tersebut. Yang pasti, sepanjang hari kemarin banyak posting-an di media sosial yang menyebut mahasiswa yang juga kader HMI itu meninggal. “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun_ HMI Berduka, selamat jalan kanda Bulek Siregar sang pejuang umat. Kebaikan dan keberanianmu akan selalu kami kenang sampai akhir hayatmu. Kau masih mengenakan gordon kebanggaan umat. Saya sebagai kader HMI tidak sanggup menahan air mata melihat kronologi kejadian tersebut. Ya Allah, sungguh manusia macam apa mereka. Padahal, jelas mereka adalah *ABDI NEGARA YG MENGAYOMI MASYARAKAT* Tapi, mereka seperti tidak punya hati nurani memukul orang seperti memukul nyamuk sekejap hingga mati,” tulis Devi Ariska di status yang diunggah di akunnya. Entah sengaja atau tidak, ternyata salah orang pemuda yang disebut Bulek Siregar memang kader HMI asal Medan. Dia memang meninggal, tetapi bukan karena digebuki aparat saat berdemonstrasi. Bulek Siregar meninggal lantaran sakit lambung. Sementara itu, kader HMI yang menjadi korban pemukulan polisi ketika berdemonstrasi di depan Istana Negara bernama Irfan Maftuh. Jawa Pos meminta klarifikasi kepada Ketua HMI MPO Cabang Jakarta Al Azhar Musa. Dia memastikan pesan yang ditulis Devi Ariska adalah hoax. “Memang ada yang meninggal, tapi itu bukan Irfan Maftuh yang menjadi korban saat aksi 21 Mei 2018 di depan istana,’’ katanya. Menurut dia, kondisi Irfan saat ini mulai membaik. Irfan sudah meninggalkan rumah sakit dan menjalani rawat jalan. “Selain pengobatan medis, kami mengupayakan pengobatan alternative,” ujar Al Azhar. Menurut dia, sebagaimana hasil pemeriksaan dokter, Irfan mengalami patah tulang rusuk. (gun/c14/fat) Fakta Kondisi kader HMI yang menjadi korban pemukulan polisi saat demonstrasi di depan istana pada 21 Mei mulai membaik. Yang disebut meninggal adalah kader HMI asal Medan. Dia meninggal karena sakit lambung dan tidak berkaitan dengan pemukulan polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: