Calon Menhan AS Terganjal Senat

Calon Menhan AS Terganjal Senat

Bagian dari Dewan Altantik Hingga Dituding sebagai Antek Asing WASHINGTON - Langkah Chuck Hagel menuju kursi menteri pertahanan Amerika Serikat (AS) terganjal senat. Rabu lalu waktu setempat (6/2), senat memutuskan untuk menunda pemungutan suara bagi politikus Partai Republik tersebut. Bahkan, senat tidak akan melakukan voting pekan ini untuk memastikan nasib Hagel. \"Komite (Angkatan Bersenjata, red) belum menyelesaikan tugas untuk meninjau nominasi yang bersangkutan (Hagel, red). Saya harap peninjauan bisa segera diselesaikan dan kami bisa menjadwalkan pemungutan suara dalam waktu dekat,\" ujar Carl Levin, senator asal Michigan yang menjabat chairman Komite Angkatan Bersenjata (ASC) Senat AS. Beberapa jam sebelum Levin mengumumkan penundaan voting, kalangan politisi Partai Republik yang duduk dalam ASC mengeluhkan pencalonan Hagel. Mereka merasa tidak puas dengan hearing nominasi menhan yang berlangsung pekan lalu. Mereka menilai pemilik nama lengkap Charles Timothy Hagel itu tidak memberikan banyak informasi soal diri dan kinerjanya. Meski Hagel merupakan politikus Republik, para petinggi partai berlambang gajah itu menentang pencalonan mantan senator Nebraska itu sebagai menhan. \"Beberapa kolega mempertanyakan sikap Hagel di masa lalu terhadap Israel, Iran, dan senjata nuklir,\" kata sumber yang merahasiakan identitasnya. Calon pengganti Leon Panetta itu juga dinilai terlalu lunak terhadap Iran. Selain sikap Hagel pada Iran dan Israel, kubu Republik di Senat AS juga mempermasalahkan keterkaitan bapak dua anak itu dengan organisasi nonpartisan. Salah satunya adalah Dewan Atlantik. Dalam surat resminya, Republik mengeluhkan ketidakmampuan Hagel menjelaskan perihal pendapatan tambahannya USD 5.000 (sekitar Rp48,5 juta) dalam kurun lima tahun. \"Komite dan rakyat AS berhak untuk mengetahui segala hal soal calon menteri pertahanan mereka. Apakah benar dia menerima upah, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber asing,\" tulis Republik dalam suratnya. Selama belum ada penjelasan rinci dan resmi dari Hagel, menurut mereka, senat harus menunda nominasi veteran Perang Vietnam tersebut. Konon, selama ini, Hagel menerima bayaran cukup besar dari beberapa sumber ketika berpidato tentang kebijakan luar negeri AS. Khususnya, kebijakan Washington soal perang dan program nuklir Iran. Penerima dua penghargaan Purple Heart itu sempat dituding sebagai antek asing karena sering mengritisi kebijakan pemerintah AS dalam pidato-pidatonya. Tak kurang dari 24 politisi Republik di senat AS telah membubuhkan tanda tangan dalam surat yang ditujukan kepada Hagel Selasa lalu itu (5/2). Tiga di antaranya adalah Ketua Kubu Minoritas Mitch McConnell, Senator Ted Cruz, dan Senator Lindsey Graham. \"Kami tidak akan memutuskan apa pun soal Hagel sebelum seluruh pertanyaan kami terjawab,\" tegas Graham. Rabu lalu, Hagel sudah berusaha menanggapi komplain rekan-rekannya dari kubu Republik. Melalui surat balasan, dia berusaha menjelaskan sikap dan kinerjanya selama menjadi senator. Tapi, menurut dia, ada beberapa hal yang tidak bisa dia jelaskan kepada senat. Dia juga berjanji akan menghentikan aktivitasnya di lembaga nonpartisan. Sementara itu, Komite Intelijen Senat AS juga sibuk melakukan penilaian terhadap John Owen Brennan, calon direktur CIA. Kemarin (7/2) senat memanggil politikus 57 tahun itu dalam hearing nominasinya. Senat dilaporkan mengajukan beberapa pertanyaan sensitif terkait interogasi dan eksistensi penjara-penjara rahasia CIA. Juga, mengenai kebijakan serangan udara AS di Pakistan. Di masa Presiden George W Bush, Brennan sempat menjabat salah satu pejabat eksekutif CIA. Karena itulah, senat akan berusaha menggali lebih banyak soal kebijakan Bush terkait teknik interogasi dan kampanye antiteror di berbagai belahan dunia. Kendati demikian, senat mengaku optimistis dengan pencalonan Brennan sebagai pucuk pimpinan lembaga intelijen AS itu. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: