Arus Balik Padat Merayap

Arus Balik Padat Merayap

Kertasemaya-Sukra 3 Jam, Kawasan Patrol Tersendat SUKRA– H+3 atau Selasa (14/9) sepertinya menjadi puncak arus balik di jalur pantura Indramayu. Gelombang arus kendaraan sepeda motor maupun mobil dari arah Cirebon menuju Jakarta nyaris tidak terputus sepanjang waktu dari pagi hingga menjelang malam. Saking padatnya, jarak tempuh dari perbatasan Kabupaten Cirebon-Indramayu menuju jembatan Sewo perbatasan Indramayu-Subang menelan waktu hampir 3 jam. Padahal dalam kondisi lancar jalur Kertasemaya-Sukra sepanjang 75 kilometer tersebut dapat ditempuh kurang dari 1 jam. “Sampai di Kertasemaya jam 12 siang. Istirahat di masjid sebentar Salat Duhur, terus lanjut jalan jam 1. Nyampai Sukra sudah jam 4. Jadi istirahat lagi di masjid sekalian Salat Ashar,” ujar Waluyo (38) pemudik mobil pribadi asal Brebes, Jawa Tengah yang ditemui Radar ketika tengah beristirahat di Masjid Nurul Iman Sukra. Ia mengaku, sejak memasuki jalur pantura Indramayu hanya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 20 km sampai 40 km perjam. Pasalnya, arus kendaraan yang melintas luar biasa banyak. Kepadatan parah terjadi saat memasuki kawasan pasar, SPBU, rumah makan serta masjid. Sebab, di lokasi itu kendaraan menjadi lambat bergerak karena adanya keluar masuk kendaraan maupun penyeberang jalan. Sementara menurut Kapospol Sewo Iptu Acep Hasbullah, Selasa kemarin bisa jadi merupakan puncak arus balik. Tapi diperkirakan, kepadatan arus kendaraan pemudik masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. “Sulit memprediksi kapan puncak arus balik. Sebab sejak Senin kemarin arus lalu lintas padat. Dan kemungkinan, akan terus berlanjut sampai pekan depan,” ujar dia kepada Radar. Gelombang arus juga terlihat di kawasan Patrol yang mengalami penumpukan kendaraan cukup panjang hingga radius 2 kilometer atau sampai Desa Bugel. Pantauan Radar, Selasa (14/9), penumpukan dipicu adanya aktivitas warga maupun kendaraan lokal yang menyeberang jalan atau memutar arah. Kondisi tersebut terjadi pada jalur putar di depan Kantor Kecamatan Patrol. Jalur putar tersebut merupakan satu-satunya akses penyeberangan jalan bagi warga setempat, sebelah timur Pasar Patrol. Pada arus mudik maupun arus balik, aktivitas warga (kendaraan, red) yang melalui akses itu cukup ramai. Namun, melihat kondisi lalu lintas mengalami penyendatan, polisi akhirnya menutup jalur putar tersebut dan mengalihkan ke jalur putar depan RSUD MA Sentot hingga Desa Bugel. “Terpaksa kita tutup sementara guna menghindari terjadi penumpukan kendaraan lebih panjang. Kami harapkan kepada pengguna jalan khususnya warga sekitar, sekiranya tidak menyeberang atau memutar jalan di lokasi itu. Adapun nanti jika kondisi arus balik sudah lancar, silakan dibuka kembali,” ujar salah seorang petugas yang namanya tidak mau dicantumkan. Ditutupnya jalur putar tersebut mendapat tanggapan dari pengguna jalan, khususnya warga setempat. Menurut Kasma (37), warga Desa Patrol Lor, sekiranya penyeberang jalan juga mendapat prioritas. Petugas diharapkan bisa mengatur dengan cara bergiliran. Itu sebagai upaya agar kedua-duanya, baik kendaraan arus balik maupun penyeberang jalan juga bisa sama-sama lancar. “Artinya di lokasi jalur putar itu harus ada petugas yang stand by setiap saat. Jadi jangan atur saat terjadinya kemacetan saja. Selama ini, di jalur tersebut hanya ada sejumlah warga sekitar yang berperan sebagai tukang jasa penyeberangan. Yang saya khawatir, jika kami menyeberang di lokasi lain tanpa ada petugas, nantinya akan terjadi apa-apa. Masalahnya, lalu lintas begitu padat dan pengendara (pemudik, red) dalam membawa kendaraan cukup kencang,” ungkapnya. Senada juga disampaikan Rakijah (39) warga Desa Sukahaji. Menurutnya, warga setempat berharap adanya petugas di perempatan Sukahaji guna mengatur penyeberangan. Karena di wilayah itu ramai dari aktivitas warga. “Seringkali kejadian kecelakaan di perempatan itu. Masalahnya tidak ada petugas yang mengatur. Jadi kami mohon ditempatkan petugas,” ujar Rakijah. (kho/kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: