BUMN Bangun Monorel 52 Kilometer
JAKARTA - Perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ikut turun tangan mengatasi kemacetan Ibu kota Jakarta yang kian parah. Setidaknya lima perusahaan pelat merah itu akan membentuk konsorsium yang dipimpin PT Adhi Karya untuk membangun proyek monorel sepanjang 52 kilometer. Selain Adhi Karya, perusahaan BUMN itu adalah PT Jasa Marga, PT Telkom Indonesia, PT Industri Kereta Api (INKA), dan PT Len Industri. \"Kemampuan BUMN dikerahkan untuk membantu menyelesaikan problem (kemacetan) Jakarta ini,\" ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantornya, kemarin (7/2). Monorel yang akan dibangun itu akan menghubungkan kawasan Kuningan-Cawang-Bekasi Timur. Dari titik Cawang, juga akan bercabang ke arah Cibubur. Dahlan menjelaskan, pembangunan proyek monorel Kuningan-Bekasi Timur itu terpisah dari monorel dalam konsep lama dengan rute Palmerah-Kuningan. Awalnya, Adhi Karya sudah pernah mengajukan perencanaan dalam rute yang saat ini masih mandek tersebut. Namun Dahlan kurang sreg, karena terlampau mahal dan meminta Adhi Karya memperbaiki perencanaannya. Hasilnya, dalam rencana yang baru, Adhi Karya bisa membuat lebih murah. Dari rencana Rp15 triliun bisa ditekan menjadi sekitar Rp9 triliun. Namun karena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah memiliki rencana penyelesaian monorel Palmerah-Kuningan, Adhi Karya mundur dari pembangunan monorel tersebut. \"Supaya tidak menyulitkan dan Pak Gubernur bisa memutuskan dengan cepat, kita minta Adhi Karya menarik diri dari rencana pembangunan monorel Palmerah ke Kuningan, karena sudah ada agreement dengan Jakarta Monorail,\" papar Dahlan. Meski begitu, BUMN tetap komitmen untuk membantu dan Adhi Karya mempunyai konsep tambahan monorel di luar rencana awal. Yakni menyambung rute Palmerah-Kuningan yang diteruskan hingga Cawang-Cibubur-Bekasi Timur. \"Jadi ini satu network monorel yang sangat panjang,\" katanya. Dahlan menjelaskan, investasi proyek tersebut tidak membebani APBN dan APBD, karena ditanggung bersama oleh BUMN dalam konsorsium. Selain itu, pendanaannya juga akan menggunakan pinjaman perbankan. Terkait komposisi pembagian dalam konsorsium itu, hingga saat ini belum ditentukan. Dahlan mengatakan, akan berbicara secara khusus dengan Jokowi bagaimana agar proyek monorel tersebut bisa cepat terealisasi. Seperti diketahui, beberapa hari setelah dilantik menjadi gubernur Jakarta, Jokowi menemui Dahlan untuk bersinergi memperbaiki transportasi Ibu Kota. Salah satu yang diusulkan adalah pembangunan monorel. \"Saya akan bicara bagaimana bisa cepat, kalau perlu semacam dilombakan saja antara Palmerah-Kuningan dengan Kuningan-Cawang-Bekasi Timur. Nanti bisa dilihat prestasi masing-masing pembangun,\" kata mantan dirut PLN itu. Dahlan mengakui, bakal ada problem dengan perizinan, sebab berkaitan dengan wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Karena itu, persoalan perizinan juga akan dibahas bersama Jokowi. Opsinya, dikoordinasikan oleh pusat atau diserahkan kepada Adhi Karya untuk melakukan terobosan perizinan. Misalnya mengajukan dua izin, yakni proyek monorel Jakarta dan monorel Bekasi, yang diajukan kepada kepala daerah masing-masing. \"Itu kalau diperlukan. Tapi kalau Pak jokowi mau diurus pusat tapi dikawal bersama-sama, ya baik juga. Mana yang terbaik akan kita diskusikan,\" katanya. Dengan digarap oleh konsorsium, kata Dahlan, jika ada persoalan akan lebih mudah diselesaikan. Termasuk menteri BUMN yang bisa ikut turun tangan. Selain itu, perusahaan BUMN yang tergabung dalam konsorsium itu memiliki kompetensi masing-masing. Misalnya PT Len Industri akan mengurusi persinyalan dan PT Telkom berkaitan dengan automatic ticketing, jaringan wi-fi, dan kabel optik. Tidak menutup kemungkinan ada BUMN lain yang akan bergabung, seperti PT Krakatau Steel terkait dengan penyediaan besi baja. Dirut PT Adhi Karya Kiswodarmawan menambahkan, pembangunan monorel Kuningan-Bekasi Timur itu diperkirakan akan berkontribusi mengurangi tingkat kemacetan Jakarta hingga 30 persen. Dengan skenario jarak antara kereta yang datang 5 hingga 6 menit, kapasitas yang diangkut di Bekasi bisa mencapai 94.600 orang per hari, Cibubur 54.000 orang per hari, dan Kuningan 43.000 orang per hari. \"Ini dalam kondisi normal, belum sampai padat,\" katanya. Selain itu, Kiswo memaparkan, penghematan BBM yang bisa diperoleh dari penggunaan monorel itu dengan kapasitas mencapai 200 ribu orang, bisa menghemat Rp5 miliar per hari atau bisa mencapai Rp1,5 triliun. \"Itu hanya ongkos BBM dengan speed mobil 30-50 kilometer per jam,\" jelasnya. Kiswo mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan feasibility study (FS)/studi kelayakan untuk menentukan besaran tarif. Namun untuk pra-FS, tarifnya diperkirakan Rp10-15 ribu. Kiswo mengharapkan, dalam waktu satu bulan ke depan sudah ada keputusan mengenai perizinan. Sehingga dalam enam bulan akan diadakan tes engineering. Berbarengan dengan itu, pembangunan bisa dimulai dan ditargetkan bisa beroperasi dalam waktu 1,5 tahun terutama untuk rute luar kota, yakni Bekasi dan Cibubur. \"Harapannya dua tahun bisa rampung all area,\" kata Kiswo. (fal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: