Panas Terik Makkah, Tetap Fokus Perbanyak Ibadah 10 Hari Terakhir

Panas Terik Makkah, Tetap Fokus Perbanyak Ibadah 10 Hari Terakhir

Kenaikan suhu udara di Kota Makkah cukup drastis. Panasnya mencapai 45 derajat celcius. Para jamaah Umrah Ramadan Bersama Salam Tour menyiasatinya dengan berbagai cara.  ==================== ADA yang menggunakan penutup pada bagian yang kelihatan. Seperti bagian tangan ditutupi dengan sarung tangan. Atau, mengoleskan pelembab di bagian tubuh yang terlihat. Panas yang sangat terik tidak mematahkan semangat para jamaah untuk beribadah. Setiap masuk waktu salat, berduyun-duyun ke Masjidilharam untuk salah berjamaah. Pergi ke masjid juga tidak dadakan. Artinya, satu jam sebelum waktu salat tiba, sudah berangkat menuju masjid. \"Mumpung di Makkah, harus beribadah sebanyak dan sebaik mungkin,\" kata Ustad Komarudin Uswa, wakil pimpinan rombongan Umrah Ramadan Bersama Salam Tour. Apalagi saat ini sudah masuk dalam 10 hari terakhir Ramadan. Sehingga, jika mendapat Lailatul Qadar, pahalanya tidak terhingga. Bahkan bisa menutupi jumlah usia yang menjalankannya. Ustad Komarudin menyebut, dalam hadis disebutkan bahwa pahala salat di Masjidilharam dilipatgandakan 1.000 kali. Jika mendapat Lailatul Qadar, ditambah seribu bulan beribadah. \"Usia kita tertutupi kalau kesempatan ibadah di Makkah tidak dimanfaatkan sebaik mungkin,\" jelasnya. Di sisi lain, sejumlah jamaah ada yang merasa bahwa kulitnya sulit adaptasi. Meski sudah ditutup dan diberi pelembab, tapi tetap saja kering. \"Cuaca di Makkah memang berbeda dengan Indonesia. Kita harus pandai-pandai menyiasatinya. Kalau kulit kering, mungkin efek adaptasi. Tapi semua jamaah dalam keadaan sehat,\" ungkapnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan para jamaah dari pagi adalah, yang pertama makan sahur bersama. Lalu ke Masjidilharam untuk Salat Subuh berjamaah. Setelah itu tadarus Alquran. Kemudian beristirahat hingga pagi atau siang hari. Ada beberapa jamaah yang mengerjakan Salat Duha usai beristirahat. Kegiatan berlanjut dengan Salat Duhur berjamaah di Masjidilharam. Lalu iktikaf hingga Salat Ashar. Kemudian tadarus, dan berbuka puasa di Masjidilharam, dilanjut Magrib berjamaah. \"Semoga kita semua mendapatkan pahala dan berkah,\" harap Ustad Komarudin. (*/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: