Semua U-Turn Kecil di Jalur Pantura Ditutup

Semua U-Turn Kecil di Jalur Pantura Ditutup

ARUS mudik 2018 sudah dimulai. Demi kelancaran para pemudik, semua u-turn atau jalur putar balik ukuran kecil di sepanjang jalur pantura ditutup. U-turn besar tetap dibuka demi arus lalu lintas warga lokal, termasuk saat situasi darurat. “Misalnya ada mobil ambulans atau kendaraan pejabat dan kepentingan lainnya yang urgent. Itu menggunakan u-turn besar,” tandas KBO Lantas Polres Cirebon, Iptu Suwito. Dia mengatakan ada sekitar 197 u-turn dari zona barat sampai zona timur kabupaten Cirebon. U-turn besar yang tetap dibuka yakni di Rawagatel, RSUD Arjawinangun, Winong depan Mako Brimob, Tegalkarang, jagal hewan Klangenan, SPBU Jamblang, depan Embe Totan, depan Yon Arhanudse, Lampu Merah Weru, depan Koramil Astanajapura, Gebang mekar,  Pasar Bawang Losari, dan pertigaan Pos Lantas Losari. Penutupan u-turn kecil di jalur pantura Kabupaten Cirebon sudah dilaksanakan oleh Satlantas Polres Cirebon. “Semua kita lakukan demi kelancaran dan kenyamanan para pemudik. Tapi tetap masih bisa lewat, masih bisa putar balik, karena yang ukuran besar tetap dibuka,” terang Suwito. Meski demikian, penutupan itu tetap dikeluhkan warga Cirebon. Seperti yang disampaikan Didin, pria asal Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang. Dia biasa menarik angkot di Tegalgubug. Didin merasa dirugikan dengan penutupan u-turn. Dia harus memutar arah lebih jauh. Hal itu menghambat waktu. Pengeluaran bensin pun bertambah. Menurut Didin, dua minggu penutupan u-turn bukan waktu yang singkat. \"Boleh ditutup, tapi yang umum seperti di pertigaan Arjawinangun jangan ditutup dulu. Kita merasa dirugikan. Kalau putar arah terlalu jauh dan menghambat waktu serta bensin. Apalagi kita sopir angkot, jelas rugi. Yang biasanya mendapatkan uang Rp100 ribu menjadi Rp60 ribu. Banyak konsumen yang tidak mau naik angkot karena muter-muter,\" ujarnya, kemarin. Didin yang biasanya menggunakan Jalan Arjawinangun- Tegalgubug dengan lancar, kini terpaksa harus memutar ke Palimanan dan juga memutar ke Rawagatel untuk menuju tempat tujuan. “Bukannya gak mendukung arus mudik. Tapi kalau bisa jangan lama-lama juga,” pinta Didin. Sementara tukang ojek bernama Herman, mendukung penuh kegiatan kepolisian. Dia mengatakan penutupan u-turn demi kelancaran arus mudik. \"Ini kan peraturan lalu lintas. Saya memilih memutar lebih jauh, ketimbang kecelakaan lalu lintas. Karena kalau melawan arah itu bisa bahaya,\" katanya. Herman yang biasa mangkal di parapatan Ibu Kaban Arjawinangun itu bahkan mengaku siap membantu kepolisian demi kelancaran mudik. \"Kita siap membantu kepolisian. Masa melanggar arus lalulintas? Sedangkan pos polisi di samping pangkalan ojek. Kita gak enak juga,\" katanya. (dri/cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: