Gunung Ciremai ”Minta” Korban

Gunung Ciremai ”Minta” Korban

KUNINGAN - Misteri Gunung Ciremai kembali membuat bulu kuduk merinding. Senin malam (13/9), gunung berketinggian 3.708 meter itu memakan 2 korban tewas. Masing-masing, Topan Supiyanto (15), warga Desa Kandanghaur, Kabupaten Indramayu dan Abdul Rokidin (19), warga Losari, Kabupaten Cirebon. Selain itu, 3 orang terluka parah dalam kondisi patah tulang. Diantaranya, Galuh (18) dan Lufi (17) warga Losari patah tangan. Satu lagi Putra (17) warga Kalibuntu patah kaki. Sedangkan 6 temannya, Ipang (17), Yudi (17), Angga (16), Dandi (31) warga Losari, Akhmad Tyo Fauzi (15) dan Kanto (15) warga Desa Kandanghaur dalam kondisi selamat. Musibah maut itu berawal ketika rombongan berjumlah 11 orang itu tengah mendaki Gunung Ciremai. Rombongan berangkat sekitar pukul 19.30 melalui Posko Pendakian Linggarjati, Kecamatan Cilimus. Pukul 21.00, di ketinggian 1225 meter, tepatnya Blok Lewung Datar Gunung Ciremai, rombongan dikejutkan oleh tumbangnya pohon besar jenis pinus ke arah mereka. Karena jalan kecil dan licin akibat selesai diguyur hujan, mereka tidak berkutik untuk menghindar. Akibatnya pohon tua itu menimpa keras 5 anggota rombongan. Dua korban, Topan dan Adul tewas seketika dalam kondisi cukup mengerikan. Keduanya kena gencet batangan pohon besar itu. Tiga orang, Galuh, Lufi dan Putra juga kena hajar batang pohon sehingga mengalami patah tulang di bagian tangan dan kaki. Suara teriakan histeris minta tolong terus terdengar. Ringisan tertahan karena kesakitan membuat suasana jadi mencekam. Beruntung beberapa korban selamat berhasil menghubungi petugas Posko Pendakian. Puluhan polisi, petugas Tim SAR dari Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan dibantu masyarakat sekitar segera meluncur guna melakukan evakuasi. Karena jalan cukup terjal, proses evakuasi baru selesai, Selasa (14/9), pukul 03.00 WIB. Korban tewas, patah tulang dan korban selamat dibawa ke RSUD 45 Kuningan guna pemeriksaan visum etrepertum. Para korban selamat juga dimintai keterangan oleh polisi termasuk petugas Pos Pendakian Gunung Ciremai. Selanjutnya semua korban dikembalikan ke pihak keluarga. Kapolres Kuningan AKBP Yoyoh Indayah MSi, melalui Kasat Reskrim AKP Sukirman menjelaskan evakuasi korban tidak menemukan kendala berarti. Semua berjalan dengan baik. Mengenai korban, pihak keluarga juga sudah menyadari bahwa kejadian ini musibah. “Seluruh korban sudah kita kembalikan kepada pihak keluarga masing-masing,” katanya. SMK Muhammadiyah Salah satu korban tewas, Topan Supriyatno (15) adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah Kandanghaur. Dua temannya, yakni Akhmad Tyo Fauzi (15) dan Kanto (15) selamat dari musibah yang terjadi pada Senin malam (13/9) tersebut. Jenazah Topan, baru tiba di rumah duka Selasa dini hari (14/9) dan langsung dikebumikan sekitar pukul 10.00 di TPU Buyut Sintem Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur, tak jauh dari tempat tinggal korban. Menurut keterangan, meninggalnya korban akibat tertimpa pohon pinus yang tumbang saat korban bersama teman-temannya melakukan pendakian menuju puncak Gunung Ciremai sekitar pukul 21.00. Tak hanya Topan, insiden maut itu juga menewaskan Abdul Rokidin (19) pendaki asal Losari, Kabupaten Cirebon, yang turut serta bersama rombongan. Tiga pendaki lainya asal Losari, juga terluka parah dalam kondisi patah tulang. Kepada Radar, dua rekan korban yang selamat Akhmad Tyo Fauzi dan Kanto menceritakan, mereka ke Gunung Ciremai, untuk mengisi waktu libur sekolah paska Lebaran. Mereka berangkat dari Indramayu menuju Kuningan dengan menggunakan bus. Turun di Linggarjati, kemudian naik angkot dan sampai di pintu masuk Desa Linggasana Kecamatan Linggarjati, Kuningan menjelang magrib sekitar pukul 05.30. Di tempat itulah, ketiganya bertemu dengan 8 pendaki lainnya asal Losari dengan tujuan sama hendak ke puncak Gunung Ciremai. “Tadinya kami berencana menginap dulu di bascamp pos satu. Tapi karena ada teman dari Losari mengajak naik, kami jadi ikutan,” kata Fauzi (panggilan Akhmad Tyo Fauzi, red). Selepas magrib, mereka  berangkat memulai pendakian menuju Pos III Kodangamis. Di tempat itulah, rombongan berencana menginap sebelum kembali melanjutkan pendakian. “Saat mendaki kondisi jalan setapak licin. Kami berjalan satu-satu tapi berkelompok. Ada yang didepan, tengah dan belakang,” ujar Fauzi yang masih tercatat sebagai salah satu siswa kelas X di SMK Negeri Gabus Wetan ini. Namun naas, ketika dalam perjalanan dari Pos II ke Pos III tepatnya di Blok Lewung Datar, tiba-tiba ada sebatang pohon finus besar tumbang dan menyambar rombongan yang berada di barisan belakang, jumlahnya 5 orang. Sementara dibarisan depan, semuanya selamat. “Kami semuanya panik. Pohon tumbang itu tidak tahu dimana letaknya. Yang di depan hanya mendengar ada suara pohon kemudian reflek menunduk. Tapi yang dibelakang tidak sempat menyelamatkan diri,” lanjut Fauzi. Sejurus kemudian, baru diketahui Topan terhimpit dibawah pohon rubuh dengan kondisi terkelungkup. Sedangkan Adul korban tewas lainnya terlempar akibat sabetan pohon. Seketika rombongan langsung melakukan upaya pertolongan dengan mengangkat bongkahan pohon. Beberapa anggota lainnya berteriak minta tolong dan langsung kembali turun menuju Pos I untuk meminta bantuan. Saat itulah, baik Fauzi maupun Kanto menyaksikan temannya dalam kondisi mengerikan. Kepalanya penyek dan mengeluarkan darah. Kaki sebelah kananya juga patah. Bahkan sampai dengan paska kejadian, Kanto tidak bisa melupakan kejadiaan naas yang telah merenggut nyawa temannya. “Dia trauma. Kalau ingat kejadiannya dia pasti nangis,” sambung Fauzi sambil melirik temannya yang duduk disampingnya. Korban baru berhasil dievakuasi 7 jam kemudian oleh petugas kepolisian, Tim SAR dari Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan dibantu masyarakat sekitar pukul 03.00. (tat/kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: