Kapal Tenggelam Hingga Misteri Danau Toba

Kapal Tenggelam Hingga Misteri Danau Toba

Danau Toba kini tengah menjadi perbincangan. Bahkan, diberitakan  paranormal atau biasa dikenal dengan sebutan sebagai \"orang pintar\" yang akan memanjatkan doa di lokasi tenggelamnya kapal kayu tersebut. Orang pintar atau dukun tersebut, juga memberikan berupa sesajen berupa beras, telur, dan perlengkapan lainnya di tempat karamnya kapal kayu di perairan Danau Toba. Hal ini tak lepas dari tragedi yang menimpa KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6/2018). Sampai berita ini diturunkan, 192 orang dikabarkan hilang dan tiga orang dipastikan tewas. Pencarian masih terus dilakukan. Bahkan, menurut Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui akun twitter resminya \"apakah benar kapal ini yang tenggelam? Jika penumpang sampai 130-200 orang. Artinya melebihi kapasitasnya yang hanya sekitar 40 orang Ada human error.\" Danau Toba terletak di tengah-tengah provinsi Sumatera Utara dan kelilingi oleh Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo dan Kabupateb Tapanuli Utara. Danau tekto-vulkanik ini merupakan danau terbesar di Asia Tenggara karena memiliki panjang 87 kilometer, lebar 27 kilometer, lokasi ketinggian 904 meter di atas permukaan laut dan kedalaman yang mencapai 505 meter. Secara geografis, Danau Toba berada pada koordinat 980,300 s/d 990,010 Bujur Timur dan 20,240 s/d 20,480 Lintang Utara. Danau ini dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah dengan tipe iklim C sampai E, suhunya berkisar antara 170 – 290 C dan kelembapan udara rata-rata 85,04 persen. Dari Danau yang memiliki luas 1.130 kilometer persegi yang menampung air hingga sebanyak 240 kilometer kubik, bersumber dari aneka mata air disekelilingnya seiring curah hujan tahunan lebih dari 2.100 mm/tahun (rata-rata). Paras air danau terletak di ketinggian 906 meter dpl dengan kedalaman maksimum 530 meter dari paras. Ini menjadikannya sebagai danau terdalam ke-2 di Indonesia (setelah Danau Matano di Sulawesi) dan juga danau terdalam keempatbelas di seantero Bumi. Perairan luas ini dipagari oleh tebing-tebing curam yang ketinggiannya bervariasi antara 400 hingga 1.200 meter dari paras danau, dengan puncak tertinggi menyembul 1.700 meter di atas paras danau. Air danau ini mengalir di sudut tenggara sebagai Sungai Asahan dengan debit rata-rata 155 meter kubik/detik. Besarnya debit air dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik lewat dibangunnya waduk Sigura–gura (tinggi bendungan 47 meter) dan waduk Tangga (tinggi bendungan 82 meter) dengan total produksi 426 megawatt listrik. Sungai ini mengalir ke dataran rendah sampai ke daerah perairan selat Malaka di timur pulau Sumatera. Derasnya aliran sungai ini pada akhirnya dimanfaatkan pemerintah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Merujuk pada asal-usulnya, Danau Toba sendiri sebenarnya juga tercipta melalui sebuah tragedi berupa letusan maha dahsyat (supereruption) dari Gunung Toba dan menyimpan misteri sejak awal peradaban umat manusia. Misteri yang menggetarkan itu baru terkuak kurang dari seabad silam. Ternyata danau raksasa ini adalah sebuah gunung berapi. Adalah RW van Bemmelen, geolog legendaris era Hindia Belanda, yang mengungkapnya pada masa antara 1930 hingga 1939 TU. Geolog yang sangat populer dengan opus magnumnya The Geology of Indonesia, buku yang wajib dibaca dalam pembelajaran geologi Indonesia, awalnya curiga dengan kehadiran ignimbrit yang tersebar pada area luas di Sumatra bagian utara. Ignimbrit adalah campuran antara debu vulkanik yang mengeras (tuff) dengan butir-butir batuapung yang bersifat asam (kaya silikat) demikian rupa hingga membatu. Ignimbrit hanya bisa hadir kala terjadi letusan gunung berapi yang eksplosif dan berskala besar sehingga menghempaskan awan panas dalam jumlah besar. Kian mendekat ke Danau Toba, ignimbrit yang dijumpai kian menebal saja. Bahkan dijumpai pula tuff yang terlaskan (welded tuff) yang berlimpah, lagi-lagi petunjuk terjadinya letusan berskala besar di masa silam. Van Bemmelen pula yang memopulerkan istilah Tumor Batak, yakni gundukan sangat besar tempat dimana Danau Toba berada yang terpisah dari Pegunungan Bukit Barisan. Dengan Danau Toba sebagai perairan di dalam kaldera, maka Tumor Batak yang menopangnya pada hakikatnya adalah gunung berapi yang disebut Gunung Toba. Gunung Toba menjadi salah satu gunung berapi yang berdekatan/berdiri di atas sistem patahan besar Sumatra. Patahan besar ini, yang secara kasat mata nampak sebagai Pegunungan Bukit Barisan, terbentuk seiring tunjaman miring lempeng India dan Australia yang oseanik terhadap lempeng Sunda yang kontinental dan menjadi alas berdirinya pulau Sumatra. Patahan ini sekaligus adalah zona lemah di kerak bumi Sumatra yang memudahkan magma produk pelelehan sebagian di bidang kontak tunjaman merangsek ke atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: