5 Kecamatan di Indramayu Terancam Kekeringan
SEDIKITNYA sawah di 5 kecamatan di Indramayu terancam kekurangan air. Kelima kecamatan itu adalah Kandanghaur, Gabus, Losarang, Balongan dan Arahan. Penyebabnya, pasokan air dari saluran induk Sindupraja dan Cipelang berkurang. Sehingga petani tidak mendapatkan air yang cukup. Untuk bisa menyelamatkan lahan, petani harus mengeluarkan biaya tambahan dengan melakukan pompanisasi ataumembuat sumur pantek. Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, H Sutatang mengatakan pembagian air yang dilakukan tidak cukup membat seluruh sawah mendapat air. Jika hingga akhir Juli curah hujan masih rendah dan pasokan air belum normal, Sutatang mengatakan ancaman kekeringan bisa meluas. “Untuk saat ini jumlah data masih terus dipantau. Kekeringan ini sifatnya masih spot artinya satu kecamatan ada dua sampai tiga desa. Tidak semua. Sawah yang kekeringan ini khususnya yang letaknya di paling ujung. Saat pembagian air, mereka tidak kebagian,” katanya. Untuk itu, sebagai KTNA, Sutatang menyarankan agar petani membuat sumur pantek. Namun ia mengakui, langkah ini menelan biaya yang cukup besar. “Tergantung kedalamannya, tapi yang jelas butuh biaya Rp2 hingga 5 juta. Belum lagi ongkos pekerjanya,” ujarnya. Ia berharap air dari Waduk Jatigede bisa segera dialirkan untuk pertanian di Indramayu. Karena saat ini air dari Bendung Rentang juga tidak optimal karena sebagian digunakan untuk arena Asian Games. Sementara, salah satu petani, Rendi (47) mengatakan untuk mengatasi dan mengantisipasi kekeringan, ia memilih melakukan pompanisasi. “Kami petani mengahrapkan solusi yang lebih efesien. Karena jika petani terus melakukan pompanisasi, biaya mengolah tanaman membengkak. Sedangkan harga gabah masih standar bahkan cenderung menurun,” ujarnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: