Pertanian Katrol KUR Bank Mandiri

Pertanian Katrol KUR Bank Mandiri

JAKARTA- Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri selama semester pertama 2018 mencapai Rp8,72 triliun. Angka itu tumbuh 15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi tersebut mencapai 56,8 persen dari target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini yang sebesar Rp14,5 triliun. Rata-rata dana yang diambil debitor setiap kali mengajukan kredit Rp49 juta. Pejabat Eksekutif Bidang Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, capaian tersebut terdorong relaksasi ketentuan kredit di sektor pertanian maupun perkebunan. “Dari ketentuan secara umum, kredit itu kan tidak boleh umurnya (debitor, Red) lebih dari 60 tahun. Tetapi, khusus untuk sektor pertanian, umur tidak kami batasi sepanjang calon petani benar-benar masih sehat, masih bisa melakukan proses produksi,” urainya di Kementerian BUMN, kemarin (9/7). Saat ini penyaluran kredit memang masih didominasi sektor perdagangan dengan porsi 59,7 persen. Sedangkan sektor produksi baru 40,3 persen. Tahun ini pihaknya menargetkan penyaluran KUR untuk sektor produksi bisa mencapai 50 persen. Pihaknya optimistis target tersebut tercapai dengan adanya program kewirausahaan pertanian dan digitalisasi yang dilakukan Kementerian BUMN, BUMN pangan, maupun Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian itu didukung sinergi sejumlah BUMN. Di antaranya, PT Telkom (Persero) Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero), BTN, BNI, BRI, Bank Mandiri, Perum Bulog, RNI, Askrindo, Jasindo, Pertani, Sang Hyang Seri, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Mitra BUMDes Bersama (MBB). Sektor pertanian mampu berkontribusi 19 persen dari total penyaluran KUR semester pertama 2018. Pada periode yang sama tahun lalu, porsi KUR untuk sektor pertanian hanya 15 persen. “Kecenderungannya naik seiring upaya Kementerian BUMN untuk terus menyinergikan Himbara dengan BUMN pangan, khususnya untuk terus mendorong tumbuhnya sektor pangan,” urainya. Program tersebut juga turut mengembangkan pembinaan dan digitalisasi sistem pertanian oleh Telkom. S istem itu terintegrasi melalui aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan). Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Bangun mengatakan, Logtan berfungsi untuk memastikan keterpaduan, validitas, dan akurasi berbagai data pertanian. “Dengan Logtan, dapat dilakukan pendataan petani, lahan, dan aktivitas pertanian lainnya dalam pemrosesan layanan pertanian seperti KUR, AUTP (asuransi usaha tani padi), penyerapan beras, dan pembelian saprotan (sarana produksi pertanian, Red),” papar dia. (vir/c11/oki)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: